Spesifikasi Rudal Javelin Andalan Ukraina Gempur Tank Rusia

CNN Indonesia
Kamis, 10 Mar 2022 20:05 WIB
Ilustrasi Rudal Javelin. (AFP/ALAIN JOCARD)
Jakarta, CNN Indonesia --

Belasan negara dunia telah memasok banyak senjata untuk Ukraina, di antaranya rudal antitank Javelin. Amerika Serikat, Inggris, hingga negara Uni Eropa memberikan rudal yang bisa menembus kulit baja tank itu untuk melawan Rusia.

Pada 26 Januari lalu, Ukraina menerima 300 rudal Javelin yang total beratnya mencapai 79 ton.

"300 rudal Javelin, 79 ton bantuan keamanan untuk angkatan bersenjata Ukraina. AS mendukung Ukraina, dan kami akan terus memberikan dukungan yang dibutuhkan," demikian pernyataan Kedutaan Besar AS di Kiev, dikutip dari NY Post.

Pengiriman rudal Javelin memiliki makna simbolis bagi Rusia dan Ukraina, karena biasanya hanya diberikan untuk sekutu dekat AS dan anggota NATO. Kiev hingga sekarang belum menjadi anggota blok itu.

Rudal antitank portabel Javelin adalah senjata yang diproduksi perusahaan patungan (JV) Raytheon dan Lockheed Martin Javelin.

Javelin pertama kali dikembangkan pada 1989, di bawah naungan militer AS. Kemudian rudal itu masuk pada masa produksi pada 1994 dan pertama kali digunakan pada 1996 di Angkatan Darat AS, Fort Benning, Georgia.

Rudal ini merupakan senjata yang dikembangkan untuk menggantikan M47 Dragon milik AS. Pada pertengahan 1970 AS menggunakan rudal M47 Dragon untuk menyerang musuh dengan rudal yang ditembakkan dari bahu, dengan pemandu kawat.

Namun M47 Dragon tidak cukup untuk mengalahkan tank tempur yang dilapisi besi baja tebal. Sehingga AS mengembangkan peluru kendali antitank baru untuk menggantikannya.

Selain bisa diluncurkan dari bahu penembak, senjata ini juga bisa disematkan pada kendaraan lapis baja, atau diluncurkan menggunakan tripod.

Rudal ini merupakan peralatan mahal yang harganya US$80 ribu atau senilai Rp1,1 miliar. Hal ini menjadi penghalang negara-negara untuk membelinya lantaran keterbatasan biaya.

Sistem rudal Javelin dioperasikan oleh dua awak. Ini terdiri dari dua bagian, termasuk Command Launch Unit (CLU) dan tabung peluncur dengan rudal.

CLU dapat digunakan kembali, sedangkan tabung peluncur hanya sekali pakai.

Operator harus memasang tabung dengan rudal ke CLU sebelum setiap tembakan. Setelah setiap tembakan, operator melepaskan tabung kosong dan memasang yang lain dengan rudal untuk tembakan berikutnya.

CLU memiliki banyak saluran dengan pencitraan termal untuk pengawasan, pengintaian, dan penentuan prioritas target, berfungsi agar bisa beroperasi di malam hari dan segala cuaca.

Fitur yang paling berguna dari senjata ini adalah sistem fire-and-forget. Dengan fitur ini tentara yang menggunakannya dapat mengarahkan dan menembak sebelum berlari mencari perlindungan, tidak seperti senjata antitank berpemandu tradisional.

Ada dua mode serangan, serangan atas dan serangan langsung. Mode penerbangan serangan atas digunakan untuk menyerang tank dan kendaraan lapis baja lainnya.

Ketika rudal naik ke atas dan kemudian menukik ke arah sasaran, cara ini dinilai sangat cocok untuk menghancurkan tank tempur utama, karena kebanyakan tank memiliki tingkat perlindungan minim di bagian atas turret.

Sedangkan dalam mode serangan langsung, rudal terbang langsung ke target. Mode ini digunakan untuk penyerangan bangunan, bunker, kru senjata, dan gerombolan pasukan.

Rudal tersebut memiliki hulu ledak muatan berbentuk tandem seberat 8,4 kilogram. Javelin mampu menghancurkan tank tempur utama yang ada di dunia.

Jarak tembak maksimum Javelin adalah 2.500 meter. Baru-baru ini pabrikan mengembangkan versi Javelin dengan jangkauan 4.750 meter, menurut laporan Military Today.

Saat ini kendaraan tempur kavaleri M3 Bradley dapat menggunakan rudal Javelin sebagai pengganti rudal TOW.

Pada 1995 produksi massal FGM-148 Javelin dimulai dan pada 1996 dikirim ke Angkatan Darat AS dan Korps Marinir AS. Rudal itu banyak digunakan selama perang di Irak dan Afghanistan.

Di Irak sendiri, Javelin menghancurkan beberapa tank dan truk militer T-55, Type 69 dan Asad Babil (T-72). Di Afghanistan Javelin berhasil digunakan menembus bunker dan benteng Taliban, menurut laporan Army Technology.

(can/fea)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK