Facebook dan Instagram Disebut Ekstrimis, Dilarang Beroperasi di Rusia

CNN Indonesia
Selasa, 22 Mar 2022 18:34 WIB
Keputusan ini memungkinkan Meta tidak bisa beroperasi dan melakukan bisnis atau membuka cabang baru di Rusia, dan keputusan ini akan segera berlaku.
Rusia melarang Facebook dan Instagram beroperasi di negaranya. (Foto: via REUTERS/HOST PHOTO AGENCY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Hakim di Pengadilan Tverskoy Moskow telah memutuskan untuk melarang anak perusahaan Meta yaitu Facebook dan Instagram beroperasi di Rusia karena terlibat dugaan 'kegiatan ekstremis'. Hal ini bermula dari apa yang dilaporkan oleh media milik negara Rusia, TASS.

Hakim Olga Solopova mengatakan pengadilan telah memutuskan untuk mengabulkan gugatan Kantor Kejaksaan Agung Rusia.

Keputusan ini memungkinkan Meta tidak bisa beroperasi dan melakukan bisnis atau membuka cabang baru di Rusia, dan keputusan ini akan segera berlaku.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Itu tidak termasuk WhatsApp," katanya mengutip The Verge, Selasa (22/3).

Pekan lalu, Facebook dan Instagram menguraikan kebijakan moderasi yang memungkinkan pengguna di Ukraina dan negara-negara Eropa Timur lainnya untuk menyerukan kekerasan terhadap tentara Rusia.

Platform awalnya mengatakan kepada moderator mengizinkan posting dengan seruan kematian Presiden Rusia Vladimir Putin dan Presiden Belarusia Alexander Lukashenko.

Tapi kemudian mereka mempersempit kebijakannya dengan panduan yang secara eksplisit melarang seruan untuk melakukan kekerasan terhadap warga Rusia atau kepala negara mana pun, menurut Reuters.

"Kami percaya operasi perusahaan tunduk pada larangan sehubungan dengan keterlibatannya dalam kegiatan ekstremis," kata seorang pejabat regulator komunikasi Rusia Roskomnadzor selama persidangan, menurut sebuah laporan oleh Interfax.

Kantor kejaksaan Rusia lantas meminta kebijakan larangan tersebut, bersama dengan Layanan Keamanan Federal Rusia (FSB).

TASS mengutip seorang perwira FSB yang berargumen "Kegiatan Meta ditujukan untuk melawan Rusia dan angkatan bersenjatanya. Kami bersikeras bahwa aktivitas Meta harus segera dilarang."

TASS juga mengklaim perwakilan kejaksaan menyebut penggunaan Facebook dan Instagram tidak akan membuat individu bertanggung jawab saat berpartisipasi dalam ekstremisme.

Sementara TASS juga mengutip pengacara yang mengatakan membeli iklan di layanan tersebut dapat dilihat sebagai pendana ekstremisme.

(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER