Penghapusan jaringan 3G disebut akan membuat ponsel yang hanya memiliki jaringan tersebut, yang biasanya gawai lawas, akan menjadi lambat alias lemot. Pengelolaan limbah gawai yang tak terpakai pun didorong.
"Pengguna ponsel lawas yang teknologinya mentok di 3G, ketika layanan 3G-nya tidak ada sinyal, maka akan turun ke 2G," ujar pengamat gawai dari komunitas Gadtorade Lucky Sebastian, dikutip dari detikINET, Selasa (29/3).
"Bisa [internetan], tapi lambat jika dibandingkan 4G sekarang," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lucky menuturkan koneksi data atau internet itu akan turun 2G, yang sebenarnya 2.5G alias GPRS dan yang lebih cepat 2.75 G alias EDGE.
"Kita secara global sebutnya turun ke 2G internetnya. Bayangin saja teknologi internet 30 tahun yang lalu, 2G dirilis 1991 secara komersial," jelasnya.
Terpisah, Pakar Telekomunikasi Heru Sutadi menuturkan jaringan 3G selayaknya dihapus karena sudah "ketinggalan zaman". Namun demikian, dia mendorong pemerataan infrastruktur 4G atau 5G sebelum menghapus 3G secara total.
"Adalah sebuah keniscayaan kita pindah dari 2G, 3G ke 4G dan 5G. Indonesia sudah ketinggalan jaman. Lewat migrasi jaringan tersebut, layanan 4G jadi lebih maksimal. Kecepatan internet di Indonesia semakin tinggi dan semakin bagus di Asia Tenggara," kata Heru kepada CNNIndonesia.com, Rabu (6/4).
"Untuk memigrasikan tekologi dari 3G ke 4G atau 5G dipastikan dulu jaringannya dipastikan ada, walaupun 4G terkendala di bagian timur yang jadi bagian dari program pemerintah," lanjutnya.
Menurut Heru, migrasi jaringan 3G ke 4G juga diharapkan mampu meningkatkan perekonomian.
"Terutama di sisi bisnis, ekonomi masyarakat meningkat, masyarakat makin cerdas. Misalnya, sekarang karyawn ada yang Work From Home atau Sekolah dari rumah, kalau internetnya tidak kencang, meeting ataupun belajar jadi terkendala," ia menambahakan.
Heru juga optimistis target pemerintah untuk menyelesaikan migrasi jaringan 3G ke 4G di tahun ini bisa terwujud.
"Jadi kalau mau migrasi paing cepat tahun ini atau tahun depan. Tapi perlu dipastikan tiga hal, jaringannnya tersedia, masyarakat serta perangkatnya juga harus siap," ujar dia.
"Perlunya edukasi dan sosialisasi kepada masyarakat soal migrasi ini. Karena banyak masyarakat yang belum menyadari pentingnya migrasi ini. Jadi soal waktu, ini tergantung kesiapan masyarakat dan perlu upaya dari pemerintah supaya masyarakat lebih aware," jelasnya.
Soal pengeloaan limbah sampah dari perangkat lama berbasis 2G dan 3G, Heru mengungkapkan perlunya daur ulang. Ia menyebut di sejumlah negara banyak negara sudah mulai mengelola sampah elektronik, seperti ponsel, laptop, tablet dan komputer.
"Tapi di Indonesia ini masih perlu didorong untuk bisa bisa mengembangkan sampah elektronik menjadi bermanfaat. Kita harap ada cara menjadikan sampah ini sebagai produk baru bagi masyarakat atau yang disebut sirkuler ekonomi," tutup Heru.
Berdasarkan penelusuran, sejumlah ponsel lawas yang masih memakai jaringan 3G saja di antaranya adalah Mito A67 (2018), HuangMi M5 (2017), Nokia 3310 3G (2017), hingga Iphone 3G (2008).
Lihat Juga : |
Sebelumnya, sejumlah operator seluler mengaku akan bertahap menghapus sinyal 3G di layanannya tahun ini. Di antaranya, Telkomsel, Indosat, dan XL Axiata.
Hal itu merespons permintaan Menkominfo Johnny G Plate yang hendak menjadikan 4G sebagai "tulang punggung komunikasi nasional".
"Saya juga sudah minta kepada operator seluler untuk fade out 3G," ucapnya, Selasa (28/12).
"Kenapa 3G yang di-fade out, bukan 2G? Karena memang beda penggunanya. Kalau 2G itu komunikasi suara, sedangkan 3G itu komunikasi data," imbuh dia.
(ttf/arh)