Pakar kegempaan dari Fakultas Teknik Geologi Universitas Padjadjaran (Unpad) Iyan Haryanto mengatakan Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara merupakan wilayah rawan gempa karena terdapat pertemuan dari dua lempeng aktif.
Menurut Iyan fakta itu berdasarkan wilayah Kalimantan Timur (Kaltim) merupakan daerah yang sangat labil karena merupakan pertemuan dari dua lempeng.
"Kaltim itu dulunya merupakan pertemuan dua lempeng. Sekarang menurut saya masih aktif karena ada formasi dahor yang umurnya relatif muda tapi dia terlipat dengan lapisan yang cukup besar," ujar Iyan kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Jumat (8/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Iyan menjelaskan wilayah IKN tidak bisa dianggap bebas dari gempa bumi, meskipun data kegempaan di wilayah itu menunjukkan jarang terjadi aktivitas gempa.
Lebih lanjut Iyan menambahkan wilayah IKN tepatnya di Provinsi Kalimantan Timur dikenal berada di struktur antiklinorium samarinda, yang merupakan pertemuan dari dua lempeng.
Dari jejak struktur antiklinorium samarinda itu, Iyan berpendapat melibatkan formasi dahor berusia muda, antara 1-3 juta tahun yang memiliki aktivitas tektonik.
Selain pertemuan dua lempeng, Iyan meyakini wilayah IKN berdekatan dengan sesar Adang Faut-Paternoster, yang berkembang di batuan dasar yang usianya sangat tua.
"Dari seismik itu di Kaltim yang dekat IKN itu berdekatan dengan sesar adang fault. Itu juga sesarnya masih tanda tanya dalam artian aktif atau tidak karena dia berkembangnya di batuan dasar yang umurnya tua," pungkasnya.
Dikutip situs resmi Geologi, sesar Adang merupakan sesar normal yang mengalami reaktivasi. Aktivitas tektonik ini menghasilkan bentukan pop up atau transpension structure pada bawah permukaan bumi yang relatif dangkal.
Kawasan sesar Adang-Paternoster menjadi kawasan rentan gempa apabila Paternoster mengalami pergerakan, seperti di wilayah Balikpapan, Tabalong dan sekitarnya.
Dengan demikian Iyan menyimpulkan wilayah IKN berpotensi memiliki aktivitas tektonik, meskipun data gempa di wilayah tersebut terbilang minim.
"IKN ini dari data kegempaan dia jarang, tapi tektoniknya masih aktif. Jangan mengabaikan Kaltim itu sebagai daerah yang stabil secara tektonik. Menurut saya masih aktif tapi tidak seaktif di Sulawesi Barat." tutup Iyan.
(can/mik)