Ahli Buka Mulut soal Pengaruh Infrastruktur di Tanah Ibu Kota Baru

CNN Indonesia
Rabu, 19 Jan 2022 20:13 WIB
Rancangan ibu kota baru di Kalimantan Timur. (Foto: Dok. Kementerian PUPR)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ketua Umum Ikatan Arsitek Indonesia (IAI) Georgius Budi Yulianto menanggapi pembangunan sejumlah fasilitas penunjang Ibu Kota Nusantara berlokasi di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

Menurut Georgius pembangunan infrastruktur di lahan bekas hutan di Kalimantan diperlukan teknik khusus dalam proses persiapan penggunaannya. Teknik khusus yang dimaksud dijelaskan Georgius membutuhkan biaya yang sangat besar.

"Kondisi lahan bekas hutan di Kalimantan sepertinya memerlukan teknologi tertentu dalam proses persiapan penggunaannya. Kendala teknik tentu dapat dicarikan alternatif pemecahan masalahnya, tapi ini pasti berbanding lurus dengan biaya," jelasnya kepada CNNIndonesia.com, Rabu (19/1).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain kendala teknis, pembangunan sebuah infrastruktur ibu kota Nusantara juga akan menimbulkan sejumlah dampak, baik dampak fisik pada lingkungan maupun dampak sosial.

"Dampak baik atau buruk sangat tergantung dari hasil asesmen yang perlu dilakukan," ujar Georgius.

Karena itu, menurutnya, bagian perancangan dan perencanaan wajib mempertimbangkan aspek-aspek keamanan, kenyamanan, serta kehandalan bangunan menuju konsep lingkungan yang berkelanjutan.

Konsep lingkungan yang berkelanjutan merujuk pada konsep yang tidak hanya mengolah bentuk, namun juga berwawasan lingkungan, mulai dari pilihan tata letak, hingga pilihan material dengan jejak karbon rendah.

Lebih lanjut, Georgius menegaskan tentang alur pembangunan infrastruktur kota, yang mana pembangunan merupakan proses akhir dari proses panjang perencanaan dan perancangan.

Proses panjang tersebut berisikan tahapan-tahapan seperti uji kelayakan, tahapan masterplan beserta detailnya, serta proses pengembangan konsep bangunan yang akan dibangun.

"Sebagai ilustrasi, kota mandiri BSD yang dulu direncanakan untuk hadir secara mandiri dalam 20 tahun, pada kenyataannya terus berkembang hingga saat ini yang sudah berjalan lebih dari 30 tahun," tutup Georgius.

(lom/lom/lom/lom/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER