Pada saat yang sama, Earth 2.0 juga akan mengamati sejumlah bintang yang lebih redup dan lebih jauh daripada Satelit Transiting Exoplanet Survey (TESS) NASA, yang mensurvei bintang terang di dekat Bumi.
"Satelit kami bisa 10-15 kali lebih kuat daripada teleskop Kepler NASA dalam kapasitas survei langitnya," kata Ge.
Tujuh instrumen satelit tersebut yang memiliki teleskop gravitasi berlensa mikro juga akan dapat mengamati planet-planet liar yang tidak mengorbit bintang manapun, serta planet luar tata surya yang jauh dari bintangnya seperti Neptunus.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perangkat ini akan mendeteksi perubahan cahaya pada bintang ketika gravitasi sebuah planet atau bintang yang melintas membelokkan cahaya bintang utama tersebut.
Lebih lanjut, teleskop akan menargetkan pusat Bima Sakti yang menjadi lokasi sejumlah besar bintang. Jika berhasil diluncurkan, Earth 2.0 akan menjadi teleskop gravitas berlensa mikro pertama yang beroperasi dari luar angkasa.
"Satelit kami pada dasarnya dapat melakukan sensus yang mengidentifikasi planet ekstrasurya dengan ukuran, massa, dan usia yang berbeda. Misi ini akan memberikan koleksi sampel planet ekstrasurya yang bagus untuk penelitian di masa depan," ujar Ge.