3 Hari Usai Pengeroyokan, Warganet Masih Terbelah soal Ade Armando

CNN Indonesia
Kamis, 14 Apr 2022 19:31 WIB
Pengeroyokan aktivis politik Ade Armando di demo 11 April masih terus memicu polemik di media sosial, yang dinilai sebagai gejala polarisasi yang masih kuat.
Ilustrasi. Warga Twitter masih berpolemik soal insiden Ade Armando. (Foto: AP/Richard Drew)
Jakarta, CNN Indonesia --

Aksi pengeroyokan yang menimpa aktivis politik Ade Armando masih terus memicu pro kontra warganet. Hal ini diduga sebagai indikasi polarisasi yang masih kuat.

Sebelumnya, Ade, yang juga merupakan Ketua Pergerakan Indonesia untuk Semua (PIS), mengalami pengeroyokan oleh sejumlah orang di tengah berlangsungnya demo di depan Gedung DPR pada Senin (11/4).

Berbagai komentar muncul atas terjadinya aksi pengeroyokan pada Ade. Sebagian di antaranya adalah komentar bernada kontra, sedangkan komentar lainnya menunjukkan pro pada pengeroyokan.

Tiga hari berselang, menurut pantauan CNNIndonesia.com pada Kamis (14/4) sore, kicauan yang memuat nama Ade Armando, yang kerap mengeluarkan komentar kontroversial termasuk klaim ketiadaan ayat tentang salat lima waktu, telah mencapai 48,3 ribu.

Pemilik akun @suleizdn menyatakan apa yang dilakukan Ade telah menyakiti banyak muslim.

"Perasaan muslim terhadap ocehan ade armando lebih sakit daripada BONYOK yang dirasakan ade armando," katanya dalam sebuah cuitan, Kamis (14/4).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Senada, akun @HiDeriots72 menyingung soal hukum karma atas pernyataan kontroversial yang kerap keluar dari mulut Ade.

"Ade armando, mulutnya adalah fabrikasi kontroversi. Dia menanam apa yang dia tuai, pengadilan jalanan," ujarnya.

Di sisi lain, akun @MarinahAdel tidak membenarkan apa yang terjadi pada Ade meski dia kerap menyampaikan ujaran yang mendiskreditkan Islam.

"AA emng salah sering brkata kasar & menjatuhkan islam, pasti ada aja yang kesal muak dengan kata-kata dia, tapi bagi klian yang menggeroyok di bulan puasa yang suci & kalian yang ikut-ikutan brsyukur atas prbuatan itu, Dimana kalian menghargai bulan penuh suci ini?" kicaunya.

"Jika seperti ini, jatuhnya kalian juga sama aja salah," lanjut dia.

Pemilik akun @hikmatdarmawan menyatakan kasus pengeroyokan Ade Armando tak bisa diabaikan begitu saja demi tetap menyuarakan tuntutan mahasiswa dalam demo terkait penolakan penundaan pemilu 2024.

"Kita tak bisa mengecil2-kan atau meremehkan kasus pengeroyokan AA, sebab ini terkait isu mendasar: apakah kita mampu menciptakan ruang aman bersama untuk kita bisa bebas berekspresi. Isu presiden 3 periode itu kamar lain, dan tidak harus dianggap saling kanibal/saling meniadakan," kicau dia, yang juga merupakan pengamat budaya pop itu.

Sebelumnya, pendiri Drone Emprit dan Media Kernels Indonesia Ismail Fahmi mengatakan peta percakapan warganet memperlihatkan keterbelahan yang frontal. Pihak yang mendukung Ade mengutuk pengeroyokan tersebut, dan meminta pihak berwenang menangkap pelaku.

Pihak pro Ade menuding kelompok kadrun, yang merujuk pada julukan bagi kelompok pendukung ekstremisme dan garis keras, sebagai pelaku pengeroyokan.

Sementara pihak yang kontra senang dengan pengeroyokan terhadap Ade sambil menyindir ragam komentarnya yang kontroversial.

"Substansi tuntutan mahasiswa dalam demo akhirnya tertutupi oleh pro-kontra dari para pendukung AA dan yang kontra AA dalam menyikapi kekerasan yang terjadi pada AA," ujar Ismail.

Sosiolog Universitas Nasional (Unas) Sigit Rochadi menyebut kasus Ade Armando mencerminkan polarisasi atau keterbelahan yang masih terpelihara di masyarakat.

"alau dikatakan bahwa Ade Armando adalah salah satu korban dari polarisasi politik, itu betul," ucapnya.

"[Polarisasi] ini tidak akan berhenti sampai 2024 Jokowi turun. Kalau nanti Islam politik yang menang ya akan menjadi sasaran maki-makian juga," lanjut Sigit.

[Gambas:Video CNN]

 
(lom/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER