Warga IKN Nusantara Respons soal Suntik Mati TV Analog Mulai 30 April

CNN Indonesia
Kamis, 21 Apr 2022 15:48 WIB
Masuk wilayah yang siaran TV analognya disetop pada 30 April, sebagian warga IKN mengaku tak tahu program pemerintah itu.
Ilustrasi. Sejumlah warga di Ibu Kota Negara (IKN) mengaku belum tahu soal program migrasi tv analog ke tv digital. (Foto: iStockphoto/NARIN EUNGSUWAT)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sebagian masyarakat di Ibu Kota Negara (IKN) mengaku tidak tahu rencana migrasi TV analog ke digital alias analog switch off (ASO) tahap I yang dimulai pada 30 April.

Diketahui, Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, jadi salah satu dari 166 kabupaten/kota yang masuk tahap satu suntik mati TV analog.

Hasanudin, tokoh masyarakat di Desa Bumi Harapan, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU), mengaku belum tahu sama sekali soal rencana suntik mati TV Analog itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Belum, saya belum tahu, belum ada sosialisasinya. Kapan dimulainya kami belum tahu. Kalau [TV Analog] dimatikan, [warga] Sepaku kebingungan juga," kata dia, kepada CNNIndonesia.com, Kamis (21/4).

Menurut Hasanudin, mayoritas masyarakat di daerahnya sudah menggunakan TV kabel di rumah untuk menyaksikan siaran. Sebab itu, ia khawatir migrasi analog ke digital bisa mempengaruhi tayangan televisi di rumahnya.

"Saya di rumah pakai TV kabel, tidak pakai antena. Di sini juga jarang orang yang pakai antena, banyaknya pakai Matrix [Parabola]. Tapi, tetap juga sinyal kadang bagus kadang hilang," imbuhnya.

Senada, Tetua Adat Suku Balik di Sepaku, Kalimantan Timur, Sihbudin mengungkapkan saat ini tidak ada gangguan untuk siaran televisinya.

Bahkan menurutnya tidak ada informasi detail terkait migrasi siaran dari analog ke digital tersebut. Meskipun, ia mengaku pernah melihat berita migrasi siaran di berita.

"Sementara di sini juga agak susah jaringan. Hanya beberapa stasiun TV saja yang bisa. Misalnya TVOne, itu kadang hilang kadang ada. Kami di sini pakai Matrix, kalau antena tidak bisa [dapat siaran]," tutur dia.

"Kalau kami di sini belum paham. Tapi mungkin nanti ada ahli yang bisa bantu kami di sini. Mungkin tukang service antena bisa lebih paham," sebutnya.

Di sisi lain, Margaretha Seting Beraan, yang juga Ketua Adat Masyarakat Nusantara (AMAN) Kaltim, mengaku sudah tahu bakal ada migrasi siaran dari analog ke digital dalam waktu dekat.

Menurutnya, sebagian warga di wilayahnya masih ada yang menggunakan TV analog dan sebagian sudah beralih ke digital.

Ia sendiri sudah menggunakan alat bernama high digital satelite receiver yang diduga bisa menangkap siaran digital jauh sebelum ada rencana pembagian Set Top Box (STB) gratis.

"Alat ini sudah cukup ramai karena orang sini berpikir parabola tidak lama lagi akan hilang. Semoga alat yang saya beli ini masih akan terpakai, kalau tidak kami keluar biaya lagi," keluh Margaretha.

"Kalau orang Kaltim itu biasanya lebih banyak berinisiatif sendiri. Masyarakatnya terbiasa diabaikan. Biasanya yang duluan [dapat pembagian] di Jawa atau Provinsi besar. Dari jaman dulu orang di Kaltim itu tidak perlu menunggu bantuan pemerintah," sindirnya.

Margaretha menilai seharusnya pemerintah tidak terburu-buru untuk bermigrasi ke digital. Setidaknya menunggu masyarakat mampu pindah ke digital.

"Di sini sih banyak yang langganan TV kabel, ini membuat orang Kaltim sangat terbantu. Jadi mereka tidak perlu bayar mahal sudah bisa berlangganan beberapa saluran," tutup dia.

Infografis Alasan TV Analog Perlu Set Top Box TV DigitalInfografis Alasan TV Analog Perlu Set Top Box TV Digital. (Foto: CNNIndonesia/Basith Subastian)

Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Penyelenggaraan Pos dan Informatika (PPI) Kementerian Komunikasi dan Informatika Ismail mengatakan migrasi siaran ke TV digital "akan dilakukan secara hati-hati" agar tak memicu kegaduhan.

Juru Bicara Kemenkominfo Dedy Permadi mengatakan migrasi itu akan tetap dimulai sesuai rencana, yakni 30 April. Pihaknya pun menyiapkan empat hal utama dalam menyambut ASO, yakni "kesiapan infrastruktur multipleksing, siaran digital, sosialisasi; dan penyediaan Set Top Box (STB)".

Staf Khusus Menkominfo Bidang Komunikasi Politik Philip Gobang mengatakan akan ada pembagian 3.202.503 unit STB untuk rumah tangga miskin. Untuk tahap I, pemerintah menyediakan 87.310 unit.

(ttf/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER