Istri dari orang tuli pelamar kerja yang diusir satpam saat wawancara di Grab, Amanda Farliany Faishal merespons terkait kasus diskriminasi.
Lewat media sosial Instagramnya, ia menyampaikan surat terbuka untuk Grab Indonesia.
Amanda mengatakan ia kecewa dengan buruknya pelayanan Grab Indonesia kepada suami yang tuli hendak wawancara sebagai calon mitra Grab Indonesia, di Grab Cakung, Jakarta Timur.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saya kecewa pelayanan buruk terhadap suamiku @tonandaputra di tempat pendaftaran mitra Grab Indonesia Cakung. Tentu saja saya tidak bisa menerima seperti itu," ujar Amanda lewat akun Instagramnya, Selasa (26/4).
CNNIndonesia.com telah mendapat izin untuk mengutip surat terbuka yang disampaikan lewat akun Instagram pribadi Amanda.
Lebih lanjut Amanda merinci kronologi sang suami yang hendak wawancara sebagai calon mitra di Grab Indonesia. Suami yang bernama Tonan hendak menunjukkan surat undangan dan bertemu pihak satpam.
Namun Amanda mengatakan sang suami tak mendapatkan pelayanan sebagaimana mestinya oleh pihak satpam, dan petugas dari Grab Indonesia.
"Mau menunjukkan surat undangan dan diketemukan lagi oleh security lain (kepala security) yang lagi-lagi seperti tidak diterima dengan muka masam,dan raut wajah yang marah-marah," katanya.
Padahal, Tonan sudah menunjukkan isi pesan WhatsApp yang bertuliskan jika ia diundang wawancara sebagai mitra di Grab Indonesia.
Lihat Juga :![]() Grab #PercayaIndonesia Grab Indonesia dan Pemprov NTB Kolaborasi Wujudkan Smart Province |
Lebih lanjut Amanda mengatakan jika sang suami malah disuruh membaca dengan lantang dan keras. Padahal sudah jelas-jelas tertulis jika Tonan orang tuli, dan tidak bisa mendengar dengan maksimal.
"(Tonan) malah disuruh membaca dengan jelas dan keras, Tonan sudah mengikuti. Sampai di tes dengan dipanggil dari jauh, wah tidak sopan," ujarnya.
Untuk meyakinkan jika Tonan benar disabilitas, Amanda menjelaskan suaminya masih harus dites dengan dipanggil dengan bertepuk tangan kencang-kencang, seolah petugas Grab Indonesia memastikan jika benar Tonan adalah orang tuli.
Setelah mengikuti sekelumit test tersebut, nahas Tonan baru diinformasikan jika saat itu Grab Indonesia tidak membuka lowongan untuk kaum disabilitas tuli.
"Tapi suamiku Tonan tidak marah atau tersinggung cuman kecewa pelayanan nya yang buruk," kata dia.
Amanda mengaku apa yang dilakukan oleh sejumlah petugas dan satpam Grab Indonesia kepada suaminya yang merupakan orang tuli, merupakan tindakan yang tidak layak dilakukan.
Ia berharap hal ini bisa menjadi pelajaran untuk Grab Indonesia agar lebih memanusiakan dan memberi akses layanan yang ramah kepada kaum disabilitas.
(ryh/mik)