BMKG Sebut Suhu Panas Bikin Gerah di Jakarta Masih Wajar
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG), menyebut suhu panas bikin gerah yang terjadi di Jakarta dan sekitarnya beberapa waktu terakhir masih dalam kategori wajar.
Koordinator Bidang Cuaca dan Peringatan Dini BMKG Miming Saefudin mengatakan suhu panas biasa terjadi dalam masa peralihan dari musim hujan ke musim kemarau atau disebut pancaroba.
Miming mengungkapkan butuh kajian lebih dalam untuk mengetahui kaitan antara suhu panas Jabodetabek dengan perubahan iklim.
"Kalau dikaitkan dengan perubahan iklim perlu data dan kajian yang lebih dalam. Tapi sementara kondisi cuaca panas seperti saat ini masih cukup wajar, karena dapat terjadi setiap tahun terutama ketika periode pancaroba," kata Miming kepada CNNIndonesia.com.
Berdasarkan pantauan BMKG, suhu panas maksimum yang tercatat mencapai hingga 35-36 derajat celcius selama sepekan terakhir.
BMKG, lanjut Miming, menjelaskan suhu panas Jabodetabek dan sebagian wilayah Indonesia lainnya akan segera berakhir.
"Masih waspada paling tidak hingga Mei ini," sebutnya.
Pada sisi lain, meskipun suhu panas menyelimuti bagian siang hari, hujan lebat disertai kilat/petir juga diprakirakan masih akan terjadi pada sore ke malam hari.
"Untuk wilayah Jabodetabek masih ada prakiraan hujan. Terutama pada siang menjelang sore hari. Kalau pagi menjelang siang umumnya cerah berawan," ujar Miming.
Selain peralihan musim atau pancaroba, fenomena cuaca panas yang terjadi belakangan di beberapa wilayah Indonesia disebabkan posisi semua matahari yang sudah berada ke arah wilayah utara ekuator.
"Atau tepatnya di sekitar lintang 14 derajat dan masih bergerak ke utara hingga Juni mendatang yang mengindikasikan bahwa puncak musim kemarau mulai berlangsung di wilayah Indonesia secara umum," ujarnya.
(ttf/fea)