Dewan Perwakilan Rakyat Amerika Serikat (AS) untuk pertama kalinya mengadakan rapat dengar pendapat tentang Unidentified Flying Object (UFO), Selasa (17/5) waktu setempat. Rapat ini merupakan yang pertama kali sejak 50 tahun terakhir.
Melansir Science Alert, rapat dengar pendapat ini dilakukan menanggapi dokumen sembilan halaman yang dirilis tahun lalu. Dalam dokumen tersebut ada 140 penampakan objek aneh diduga UFO yang terdeteksi pesawat tentara AS dan pilotnya.
Pejabat berwenang AS kemudian hanya mampu mengidentifikasikan satu dari 140 penampakan. Pejabat berwenang mengklaim objek itu hanya berupa balon udara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dalam rapat dengar pendapat itu pula untuk pertama kalinya video soal benda diduga UFO dipertontonkan. Dalam video, objek berwarna hitam terbang melewati pesawat tempur tentara AS dengan kecepatan hipersonik.
"Saya tidak punya penjelasan objek apa itu sebenarnya," kata Wakil Direktur Intelijen Kelautan, Scott Bray yang ikut hadir dalam rapat.
Keberadaan UFO selama ini diyakini hanya konspirasi. Maklum, belum ada bukti konkret keberadaannya hingga kini.
Menanggapi hal tersebut, ilmuwan dari Blue Marble Space Institute of Science, Jacob Haqq-Misra, mengatakan pemerintah AS harus membuka informasi setransparan mungkin.
"Kami benar-benar butuh transparansi dan data baru jika kita ingin menyelesaikan masalah ini," kata Haqq seperti dilansir Science Alert.
Haqq menambahkan, ilmuwan butuh mengumpulkan data sebanyak mungkin secara sistematis.
"Apa yang kami butuhkan adalah mengumpulkan data secara sistematis, memandangi langit di banyak lokasi untuk waktu yang lama dengan instrumen yang berbeda--beda. Kemudian melihat, jika ada, sesuatu yang tidak bisa teridentifikasi," ujar Haqq
Di sisi lain, Mantan Kepala Ilmuwan NASA, Jim Green menyebut ada sejumlah planet di antariksa yang mirip Bumi. Alhasil, menurutnya, kemungkinan ada kehidupan lain di planet tersebut.
"Kami membuat perkembangan yang signifikan. Sekarang, kami tahu ada lebih banyak planet di galaksi daripada bintang. Banyak dari planet itu seperti Bumi yang bisa menerima cahaya dari Matahari dan memiliki air," kata Green seperti dilansir Daily Star.
(nto/fea)