Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) buka suara ihwal sulitnya akses layanan internet di sebagian wilayah Papua dan Sumatera Selatan.
Juru Bicara Komin Dedy Permadi mengatakan gangguan sistem komunikasi khususnya internet di rute Merauke-Timika, masih dalam perbaikan.
"Untuk akses internet masih terkendala sistem yang terganggu oleh ketersediaan jaringan backbone. Saat ini kendala tersebut sedang diselesaikan oleh PT Telkom," ujar Dedy kepada CNNIndonesia.com, Kamis (19/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut ia menjelaskan jika di wilayah ruas Merauke-Timika layanan panggilan dan SMS diklaim sudah berfungsi 100 persen. Namun ia menilai backup link masih dibutuhkan untuk masyarakat yang hendak mengakses internet di sekitar wilayah tersebut.
Dedy mengatakan penyebab gangguan sistem komunikasi di wilayah tersebut merupakan gangguan pada sistem komunikasi kabel laut (SKKL) rute Merauke-Timika, dengan kapasitas trafik sebesar 42GB.
Sebelumnya sejumlah masyarakat Papua mengaku kesulitan akses internet. Beberapa di antaranya terpaksa menumpang fasilitas Wi-Fi hotel untuk bisa terhubung ke jaringan internet.
Rizky, pelajar asal Papua yang hendak mendaftar perguruan tinggi di Institut Pertanian Bogor (IPB), harus menggunakan jaringan internet milik Swiss Bel hotel Merauke, dengan membayar uang sebesar Rp75 ribu.
Layanan internet di wilayah Merauke, Papua terganggu selama tiga pekan terakhir, terhitung sejak Minggu (27/3). Layanan internet sulit dikabarkan karena jaringan kabel optik yang putus di perairan Merauke, dengan kedalaman 50 meter.
Menyoal perbaikan SKKL ruas Merauke-Timika, per hari ini kapal perbaikan kabel bawah laut terpantau sudah memasuki kawasan timur Indonesia, dan diperkirakan tiba di lokasi perbaikan pada 21 Mei 2022.
Di samping itu juga Dedy angkat suara soal minimnya layanan internet di Kecamatan Lengkiti, Sumatera Selatan. Menurutnya, jangkauan internet di wilayah itu berfungsi dengan baik.
"Meskipun tidak menutup kemungkinan kondisi lapangan berbeda, terutama jika terdapat kontur tanah yang berbukit-bukit sehingga akan menciptakan kendala termasuk di pancaran sinyal," ujarnya.
Sebelumnya warga di Kabupaten Ogan Komering Ulu, Sumsel mengaku masih kesulitan mengakses internet, khususnya yang berada di pelosok desa.
Warga terpaksa naik ke atas pohon untuk mendapatkan sinyal, menurut laporan Sekertaris Desa Bunga Tanjung, Kecamatan Lengkiti, Ogan Komering Ulu, Kaljevi.
Kaljevi menjelaskan kondisi ini mengganggu aktivitas belajar online. Siswa yang ingin mengerjakan ujian secara daring harus menempuh jarak sekitar 8 kilometer agar bisa mendapatkan jaringan internet.
Dedy meminta masyarakat menghubungi penyedia layanan internet di wilayah tersebut, agar penyedia segera melakukan perbaikan jika menemukan kesulitan layanan internet.
Dedy mengklaim Kominfo selalu memantau kualitas ketersediaan jaringan telekomunikasi di seluruh wilayah Indonesia. Sehingga jika ada gangguan, segera ditindaklanjuti operator terkait.
(can/fea)