Pakar Buka Peluang Buat Jet Berkecepatan Cahaya bak Millennium Falcon

CNN Indonesia
Senin, 20 Jun 2022 07:06 WIB
Ilustrasi. Kecepatan cahaya sejauh ini tak memungkinkan dicapai manusia. (Foto: Istockphoto/coffeekai)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kecepatan cahaya tak mungkin dijangkau oleh manusia dan kendaraan ciptaannya, begitu teori klasik fisika berujar. Pasalnya, kian dekat dengan kecepatan cahaya, kian maha besar energi yang dibutuhkan. Kini, ada titik cerah lewat partikel tertentu.

Dalam semesta fiksi ilmiah Star Wars, kendaraan dengan kecepatan cahaya lazim dipakai untuk transportasi antar-galaksi serta kabur dari buruan musuh. Salah satu yang paling tenar adalah Millennium Falcon, pesawat milik karakter Han Solo, dengan co-pilotnya Chewbacca.

Meski berbodi lebar, pesawat luar angkasa ini mahir menggocek jet-jet tempur kekaisaran, TIE Fighter, meliuk-liuk di antara asteroid, untuk kemudian kabur dengan kecepatan cahaya ke galaksi yang jauh di sana.

Kecepatan cahaya dalam ruang hampa sendiri mencapai 299.792.458 meter per detik atau 1.079.252.848,8 km per jam (pelajaran fisik di sekolah membulatkannya menjadi 3 x 10 pangkat 8 m/s).

Dikutip dari Science World, kian mendekati kecepatan cahaya, kita harus menyediakan lebih banyak energi untuk membuat benda bergerak. Untuk mencapai kecepatan cahaya, Anda membutuhkan energi dalam jumlah tak terbatas, dan itu tidak mungkin dicapai!

Selain itu ada dilatasi waktu. Waktu melambat saat Anda mendekati kecepatan cahaya. Ketika Anda mencapainya, waktu berhenti. Misalnya, Astronaut yang sudah berada di stasiun luar angkasa internasional (ISS) selama 6 bulan akan berusia 0,005 detik lebih lambat daripada saudaranya yang ada di bumi ini.

Pasalnya, ISS, yang mengelilingi bumi setiap 90 menit sekali, mencapai 0,003 persen dari kecepatan cahaya.

Lalu kenapa cahaya bisa? Cahaya terdiri dari foton, yang merupakan partikel tak bermassa dan karenanya tidak memerlukan energi untuk bergerak.

Di samping itu, foton tak terikat waktu, semuanya terjadi secara instan. Mencoba membuat foton melaju lebih cepat daripada kecepatan cahaya sama seperti menghentikan mobil Anda dan mencoba melambat.

Kini, dunia fisika memiliki titik terang lewat penelitian terbaru Universitas Göttingen, Jerman, tentang transportasi superluminal alias melampaui kecepatan cahaya. 

Dikutip dari situs resminya, solusi masalah batas kecepatan itu adalah dengan membangun 'soliton', sebuah materi yang sangat cepat dengan hanya menggunakan sumber energi positif untuk melakukan perjalanan dengan kecepatan berapa pun.

Penulis makalah yang dipublikasikan dalam jurnal Classical and Quantum Gravity itu, Erik Lentz, melaporkan soliton atau yang kerap disebut 'gelembung lusi' adalah gelombang padat yang mempertahankan bentuknya dan bergerak dengan kecepatan konstan.

Lentz menurunkan persamaan Einstein untuk konfigurasi soliton yang belum dijelajahi dan menemukan bahwa geometri ruang-waktu yang diubah dapat dibentuk dengan caranya bekerja, bahkan dengan sumber energi konvensional.

Intinya, metode baru ini menggunakan struktur ruang dan waktu yang diatur dalam soliton untuk memberikan solusi perjalanan yang lebih cepat dari cahaya.

Perjalanan ke bintang terdekat di halaman berikutnya...

Perjalanan ke Proxima Centauri Tak Perlu 50 Ribu Tahun


BACA HALAMAN BERIKUTNYA
HALAMAN :