Para peneliti telah mempublikasikan peta yang paling detail dari Samudra bagian Selatan Antartika, termasuk titik terdalamnya. Titik itu disebut dengan Factorian Deep yang berada di 24.400 kaki atau 7.437 meter di bawah permukaan laut.
Mengutip Live Science, titik terdalam itu sama dengan 17 Empire State Building yang ditumpuk menjadi satu. Factorian Deep ditemukan pada 2019 oleh penjelajah asal Amerika sekaligus pengusaha, Victor Vescovo.
Ekspedisi itu merupakan bagian dari Five Deeps Expedition untuk memetakan titik terdalam dari lima samudra di dunia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Vescovo mengemudikan sendiri kapal selam bernama Limiting Factor ke lapisan palung selatan Samudra Atlantik, sebuah lembah bawah laut yang membentang sekitar 965 kilometer di dasar lau antara Amerika Selatan dan Antartika.
Factorian Deep pun telah didokumentasikan untuk pertama kalinya ke dalam peta dasar laut. Pada studi terbaru di jurnal Scientific Data, sebuah tim internasional yang terdiri dari para penelti memasukannya ke dalam peta baru dari gunung-gunung, lembah, dan dataran bawah laut samudra bagian selatan.
Upaya pemetaan ini merupakan upaya gabungan dari IBCSO (International Bathymetric Chart of the Southern Ocean), yang telah memulai memetakan samudra bagian selatan pada 2013, beserta Nippon Foundation-GEBCO Seabed 2030 Project yang ditargetkan selesai pada 2030.
Mengutip Space, peta baru ini berasal dari 1200 data sonar ang dikumpulkan dari kapal bertujuan saintifik dari seluruh dunia dan kapal pemecah es yang membuka jalan untuk itu. Grafik bawah lautnya meliputi 48 juta km persegi dasar laut, dua kali lebih banyak daripada cakupan peta IBCSO yang dirilis pada 2013.
Kendati sudah demikian besar, masih ada kerja keras yang harus dibuat. Jika grafik itu dibagi ke dalam kolom-kolom berukuran sekitar 500 meter persegi, hanya 23 persen dari kotak itu yang memiliki paling tidak satu pengukuran modern.
Memvisualisasikan keanehan dan kontur Samudra Selatan dianggap penting, di antaranya bermanfaat bagi penelitian biologi dengan menunjukkan lokasi pegunungan bawah laut, yang cenderung menjadi hotspot keanekaragaman hayati bawah laut.
Peta kedalaman laut juga bisa menunjang monitoring pergerakan arus dan pencampuran air, untuk menunjukkan bagaimana lautan memindahkan panas di sekitar planet ini
Jalan ke Atlantis?
Factorian Deep berada di Samudra Atlantik, tempat diduga pulau Atlantis berada. Mengutip Britannica, Atlantis merupakan sebuah pulau legendaris di Samudra Atlantis yang berada di sebelah barat Selat Gibraltar.
Sumber primer terkait Atlantis ada dari tulisan Plato tentang dialog antara Timaeus dan Critias. Pada Timaeus, Plato menggambarkan bagaiamana seorang pendeta asal Mesir berdiskusi dengan Solon dari Athena, menggambarkan Atlantis sebagai pulau yang lebih besar dari kombinasi Libya dan Asia Minor dan berlokasi di balik Pilar Herkules.
Menurut pendeta tersebut Atlantis adalah pulau yang kaya dengan pangeran yang telah menaklukkan banyak pulau di Mediterania. Ia akhirnya dikalahkan oleh orang-orang Athena dan aliansinya.
Orang-orang Atlantis diceritakan pada akhirnya berkarakter jahat dan fasik. Pada akhirnya, pulau mereka ditenggelamkan oleh laut akibat dari gempa bumi.
Pencarian pulau Atlantis menjadi salah satu yang membuat para ilmuwan penasaran. Salah satu buku soal Atlantis ditulis oleh David Edwards berjudul Atlantis Solved, The Final Definitive Proof.
Dalam menulis bukunya, mengutip Yahoo News, Edward menggunakan metode saintifik dan data-data dari citra satelit NASA. "Apa pun yang kita tahu soal sejarah kuno kita salah. Kita sekarang punya pekerjaan rumah berdekade untuk mengevaluasi lagi garis waktu kita yang sebenarnya dan mengerti implikasi sebenarnya dari masa lalu kita," kata Edward.
"Yang paling luar biasa dari penjelajahan ini adalah semuanya benar-benar seperti yang dikatakan Plato. Setiap detail itu persis. Lebih jauh, ada dua dokumen kuno, bukti saintifik, dan bukti visual citra satelit yang disediakan NASA," katanya.
(can/lth)