Investigasi KNKT atas Truk Maut Balikpapan Ungkap Faktor Salah Sopir

CNN Indonesia
Kamis, 23 Jun 2022 18:48 WIB
KNKT mengungkap penyebab kecelakaan maut truk di Balikpapan pada Januari lalu adalah kesalahan sopir yang tak bisa mengantisipasi jalan turunan.
KNKT mengungkap penyebab kecelakaan maut truk di Balikpapan pada Januari lalu adalah kesalahan sopir yang tak bisa mengantisipasi jalan turunan. (ANTARA/Novi Abdi)
Jakarta, CNN Indonesia --

Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) membuka hasil investigasinya terhadap kecelakaan maut truk di Simpang Muara Rapak, Balikpapan, Kalimantan Timur. KNKT mengungkap penyebabnya kesalahan pengemudi.

Kecelakaan maut itu terjadi 21 Januari 2022 pagi ketika truk nomor polisi KT 8534 AJ berisi 20 ton kapur pembersih menghantam dari belakang setidaknya 20 kendaraan yang sedang mengantre di lampu merah.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dampak tabrakan semakin besar lantaran kondisi jalan menurun menuju lampu merah. Diketahui empat orang meninggal dunia karena insiden ini dan puluhan lainnya luka-luka.

Plt Kepala Sub Komite Investigasi Lalu Lintas Angkutan Jalan KNKT Ahmad Wildan menjelaskan salah satu penyebab kecelakaan itu adalah kegagalan pengemudi mengantisipasi kondisi jalan yang berupa turunan panjang.

"Pengemudi gagal mengantisipasi hazard pada jalan berupa turunan panjang dengan memanfaatkan teknologi yang dipersiapkan oleh otomotif," jelas Wildan saat konferensi pers online di Jakarta pada pekan lalu seperti diberitakan Antara.

Kata Wildan berdasarkan investigasi yang sudah dilakukan pengemudi menggunakan gigi tiga di jalan menurun. Hal ini menyebabkan pengemudi melakukan pengereman panjang dan berulang.

Menurut Wildan sebenarnya investigasi tidak menemukan masalah sistem pengereman pada truk. Meski demikian ditemukan tekanan angin pada tabung angin rem hanya 5 bar, sedangkan batas minimalnya adalah 6 bar.

Selain itu dikatakan celah kampas rem di atas 2 mm, sementara ambang batasnya 0,4 mm hingga 0,6 mm.

Wildan mengatakan dalam kondisi normal celah antara kampas rem dan tromol itu tak bermasalah, tetapi ketika digunakan berulang bisa mempercepat penurunan tekanan angin.

Ketika tekanan angin di bawah ambang batas maka menyebabkan pengemudi kesulitan menekan pedal rem karena bantuan sistem pneumatik untuk mendorong cairan (minyak) rem sudah tak ada.

"Memindahkan ke gigi rendah dalam posisi ini sangat tidak mungkin karena syncromesh tidak akan merespons. Rem tangan juga tidak akan menolong," kata Wildan.

Dia juga bilang kontur jalan berbukit dengan landai panjang berisiko bagi kendaraan besar mengalami masalah rem ataupun menanjak.

(fea)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER