Spesifikasi Drone Hizbullah yang Ditembak Jatuh saat Intai Israel

CNN Indonesia
Senin, 04 Jul 2022 17:15 WIB
Ilustrasi. Drone Hizbullah, yang diklaim hasil upgrade UAV Iran, diduga memata-matai wilayah Israel. (Foto: VIA REUTERS/WANA NEWS AGENCY)
Jakarta, CNN Indonesia --

Drone atau pesawat nirawak (UAV) diduga milik Hizbullah diklaim dijatuhkan oleh Israel usai diduga jadi alat pengintai. Insiden infiltrasi ini bukan yang pertama kali dilakukan. Dari mana organisasi yang dicap Barat sebagai teroris itu dapat teknologi tersebut? 

Debelumnya, tiga drone itu dijatuhkan militer Israel, Sabtu (2/7), di dekat ladang gas Karish di teritorial Israel di lepas pantai Mediterania. Sumber militer AS mengatakan satu dari tiga drone itu dijatuhkan oleh jet tempur, sementara dua lainnya oleh kapal perang Israel.

Sumber militer Israel menyebut ketiga drone itu tak bersenjata dan tidak menunjukkan risiko penyerangan.

Hizbullah, yang bermarkas di Lebanon, membenarkan peluncuran tiga drone itu. Mereka mengklaim keberhasilan misi menyusup ke teritorial Israel yang disengketakan tanpa mengungkit insiden penembakan jatuh.

Bukan sekali ini saja Hizbullah menyusup ke wilayah Negeri Zionis. 

Pada Jumat (18/2) malam, saluran televisi Lebanon Al-Manar, yang dimiliki Hizbullah, menayangkan beberapa laporan keberhasilan operasi UAV ke wilayah udara Israel. Kementerian Pertahanan Israel (IDF) mengakui bahwa pertahanan udara Israel gagal mencegatnya.

Televisi tersebut menyebut UAV yang diberi nama 'Hassan' (dinamai demikian bukan karena pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah, tetapi karena Hassan al-Laqqis, salah satu komandan tempur dan pimpinan logistik) menjalankan operasi tersebut.

Dikutip dari Observatorial, Hizbullah mengklaim bahwa UAV Hassan masuk sejauh 70 km ke dalam wilayah Israel untuk misi pengintaian selama 40 menit.

Al-Manar saat itu tidak mengungkapkan karakteristik teknis Hassan UAV. Namun, video misi yang berulang kali ditampilkan dalam laporan malam 18 Februari itu menampilkan gambar animasi pesawat yang identik dengan UAV Ayoub (mirip dengan drone Shahed-129) milik Iran.

Drone itu pernah menembus wilayah udara Israel, Oktober 2012, tetapi ditembak jatuh oleh pesawat tempur F-16 Israel. Media Lebanon juga cuma menulis bahwa UAV Hassan adalah versi upgrade dari drone yang sebelumnya digunakan untuk misi semacam itu.

UAV Hassan pun disebut dibuat di Iran atau Lebanon dengan menggunakan teknologi Iran.

Shahed-129

Hassan drone disebut sebagai pengembangan dari jenis drone Shahed-129 besutan Iran, sekutu lama Hizbullah. Dikutip dari Global Security, Nama Shahed sendiri berasal dari ayat Al-Quran yang berarti 'saksi', digunakan pula untuk menunjukkan seorang martir dalam terminologi Islam.

UAV Shahed-129 spec dasar mampu membawa delapan bom atau rudal Sadid, rudal yang diproduksi di dalam negeri untuk menggempur target bergerak maupun tidak bergerak.

Selain itu, drone itu mampu melakukan pengintaian udara selama 24 jam dengan sekali pengisian bahan bakar, dengan radius operasi 1.700 kilometer dan tinggi jelajah 24 ribu kaki (7.315,2 meter).

Pesawat tak berawak ini diklaim bisa melesat 150 kilometer per jam ke titik pengintaian yang berjarak 200 kilometer dari titik peluncuran. Shahad-129 memiliki konfigurasi yang mirip dengan UAV Hermes 450 Israel, tetapi dengan ukuran yang lebih besar, serta berdasar pada UAV Inggris WK-450.

Sistem ini dikembangkan pada 2007, dengan komponennya dikembangkan di Universitas Malak-Ashtar dan Institut Penelitian Shahad.

Shahad-129, yang sudah diproduksi massal itu, punya batas maksimal muatan 400 kilogram, panjang 8 meter, rentang sayap 16 meter, tinggi 3,1 meter.

Mesin drone dibekali mesin empat langkah (4 Tax) yang terdiri dari empat silinder, dilengkapi satu baling-baling empat bilah. Untuk menunjang misi mata-mata di wilayah musuh, drone ini punya fitur pencari jangkauan laser, sensor elektro-optik/inframerah Oghab-6.

"Shahed-129 dapat dengan mudah melacak dan mengidentifikasi penjahat, teroris, dan penyelundup narkoba serta siapa pun yang menargetkan keamanan berkelanjutan Republik Islam Iran dan dapat menembakkan rudal ke arah mereka atas perintah dari komandan," kata Brigadir Jenderal Amir-Ali Hajizadeh, komandan Divisi Penerbangan Pasukan Garda Revolusi Iran (IRGC), 2013.

(arh/can/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK