Pernah Langka, Jalak Bali Kembali Nyaring Berkicau di TNBB

CNN Indonesia
Rabu, 27 Jul 2022 09:49 WIB
Konservasi yang dilakukan di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Bali, meningkat karena konservasi bertahap.
Burung Jalak Bali berhasil dikonverasi di TNBB. Foto: istock/mchake
Denpasar, CNN Indonesia --

Angka populasi Burung Jalak Bali atau Curik di Taman Nasional Bali Barat (TNBB), Bali, semakin meningkat setelah sebelumnya sempat dinyatakan langka di kawasan tersebut.

Pada 2006, Burung Jalak Bali awalnya tidak ditemukan di TNBB, yang terletak di Kabupaten Jembaran dan Kabupaten Buleleng. Seiring upaya konservasi Unit Suaka Satwa atau penangkaran, satwa ini kembali mengepakkan sayapnya lebar-lebar.

"Kalau sekarang sudah meningkat, sudah 452 ekor di alam. Kalau, tahun 2006 itu tidak ditemukan di alam dan tidak ada yang termonitor," kata Agus Ngurah Krisna
selaku Kepala Balai Taman Nasional Bali Barat, saat dihubungi Selasa (26/7).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dari data yang dilihat sejak tahun 2006, Jalak Bali tidak ditemukan di TNBB lalu sejak tahun 2009 sejumlah penakar menyerahkan burung Jalak Bali dan dilakukan upaya konservasi dan dikembangkan anakannya. Setelah itu, dilepaskan di hutan TNBB.

Selanjutnya pada tahun 2018, jumlah populasi Jalak Bali melonjak yang mencapai 184 ekor dan kini sudah mencapai 452 ekor. "Kami melepasliarkan ada restocking (yang didapat dari) penangkar yang menyerahkan burungnya ke TNBB," ujarnya.

"Kami siapkan habituasi dan kami lepaskan, selain kami juga mengembangkan Unit Suaka Satwa burung-burung Jalak Bali yang diserahkan oleh penangkar. Termasuk, oleh kebun binatang di Surabaya, yang difasilitasi oleh Asosiasi Pelestari Curik Bali (APCB). Kemudian, dikembangkan dan anakannya itu yang dilepaskan ke alam," jelasnya.

Sementara, sejarah Jalak Bali pertamakali dilaporkan penemuannya oleh Dr. Baron Stressmann seorang ahli burung, Kebangsaan Inggris pada tanggal 24 Maret, tahun 1911.

Atas rekomendasi Stressmann, Dr. Baron Victor Von Plesienn mengadakan penelitian lanjutan pada tahun 1925 dan menemukan penyebaran burung Jalak Bali mulai dari Desa Bubunan, Kecamatan Seririt, Kabupaten Buleleng, Bali, sampai dengan kawasan Gilimanuk, Kabupaten Jembrana, dengan perkiraan luas penyebaran 320 km.

Sebaran awal populasi berasal dari pesisir utara dan selatan Bali bagian barat menempati wilayah sekitar 300 km. Perkiraan populasi awal 300 hingga 900 ekor dan di tahun 1990 habitat Jalak Bali hanya menempati wilayah seluas 25 (hingga) 3 km di Teluk Kelor dan Berumbun, Kawasan TNBB dan tahun 2001 hanya tersisa enam ekor.

"Karena, kemudian berkembang pertumbuhan manusia dan meningkat pembangunan dan lain-lain. Lalu, ada perburuan liar sehingga burung jalak Bali-nya hanya tinggal di TNBB. Karena di sana, sudah dilindungi," ujarnya.

Ia berharap dengan mulai meningkatnya populasi Jalak Bali ke depannya Burung Curik ini lepas dari status critical endanger atau bahaya kritis dan masyarakat di kawasan TNBB serta lainnya tetap mendukung upaya keberlangsungan Burung Jalak Bali.

"Karena sekarang dengan jumlah 452 itu penyebarannya sudah sampai ke kebun masyarakat dan perkarangan rumah masyarakat dan sudah di luar kawasan hutan. Masyarakat tetap bersama-sama menjaga itu. Harapannya burung Jalak Bali ini bisa turun status dari critical endanger status konservasinya bisa turun menjadi endanger," tandas dia.

[Gambas:Video CNN]

(kdf/lth)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER