BMKG Sebut Gempa Filipina Tak Berpotensi Tsunami
Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengungkapkan gempa yang terjadi di Filipina M 7,3, Rabu (27/7) pagi merusak banyak bangunan namun tidak memicu tsunami.
Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono mengatakan episenter gempa terletak di daratan Pulau Luzon pada koordinat 17.63 derajat Lintang Utara - 120.74 derajat Bujur Timur dengan kedalaman hiposenter 17 kilometer.
"Gempa ini tidak berpotensi tsunami karena pusatnya terletak di darat, isu mengenai adanya peringatan dini tsunami adalah tidak benar," ujar Daryono lewat pesan singkat, Rabu (27/7).
Gempa ini merupakan jenis gempa dangkal, Daryono menduga hal ini akibat aktivitas patahan/sesar aktif dan diperkirakan akan diikuti oleh banyak aktivitas gempa susulan.
Ia mengungkapkan hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa memiliki mekanisme sumber kombinasi pergerakan geser dan naik (oblique thrust fault).
Lebih lanjut Daryono mengungkapkan gempa berdampak merusak sejumlah bangunan. Dampak gempa di beberapa kawasan dekat pusat gempa dilaporkan mendekati skala intensitas VIII MMI sehingga berdampak sangat merusak.
Sementara itu guncangan dengan Intensitas VII mencakup wilayah Bucloc, Manabo, Abra sedangkan dampak dengan intensitas VI MMI mencakup wilayah Vigan City, Sinait, Bantai, San Esteban, Ilocos Sur, Laoac, Pangasinan dan Baguio City.
"Di daerah-daerah tersebut di atas dilaporkan banyak terjadi kerusakan bangunan," kata Daryono.
Dia mengatakan gempa ini juga dirasakan hingga Ibukota Filipina, Manila yang jaraknya sekitar 330 kilometer dari titik gempa.
Dampak ikutan gempa Filipina itu terjadj seperti longsoran (landslide) dan runtuhan batu (rockfall) banyak terjadi di berbagai lokasi pebukitan di Pulau Luzon.
Daryono menilai Pulau Luzon Filipina yang menjadi pusat gempa merupakan daerah rawan gempa.
Catatan sejarah gempa kuat dan merusak sudah terjadi beberapa kali seperti yang terjadi pada 30 November 1645 M 7,5 sebanyak 600 orang tewas, kemudian 20 Juli 1880 M 7,6, lalu 16 Juli 1990 M 7,7 korban 1.621 orang tewas, dan 22 April 2019 M 6,1 dengan korban 18 orang tewas.
(can/lth)