Ahli Pernah Coba Ukur Berat Jiwa Manusia, Hasilnya?

CNN Indonesia
Kamis, 28 Jul 2022 18:40 WIB
Eksperimen mengukur berat jiwa manusia ternyata pernah dilakukan para ahli.
Ilustrasi jiwa. Eksperimen untuk mengukur berat jiwa manusia ternyata pernah dilakukan. Foto: Istockphoto/ CasarsaGuru
Jakarta, CNN Indonesia --

Manusia diketahui memiliki jiwa yang akan hilang saat pemiliknya meninggal dunia. Beberapa eksperimen pun pernah dibuat para ahli untuk menjawab pertanyaan apakah jiwa memiliki berat atau tidak.

Melansir Live Science, percobaan pertama untuk mengukur berat jiwa dibuat ilmuwan dari Haverhill, Massachusetts, Duncan MacDougall. Ia mengatakan jika manusia memiliki jiwa maka jiwa akan mengambil tempat di tubuh.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kemudian karena jiwa mengambil tempat, maka jiwa memiliki berat."Karena ... zat yang dipertimbangkan dalam hipotesis kami terkait secara organik dengan tubuh sampai kematian terjadi, bagi saya tampaknya lebih masuk akal untuk berpikir bahwa itu pasti suatu bentuk materi gravitasi, dan karena itu mampu dideteksi pada saat kematian dengan menimbang manusia dalam proses kematian," katanya dalam sebuah jurnal penelitian yang diterbitkan pada April 1907 seperti dikutip dari New Dualism.

Macdougall kemudian bekerja sama dengan Dorchester's Consumptives' Home, sebuah rumah sakit untuk pasien yang berada di tahap akhir tuberkulosis. Pasien dalam tahap ini cenderung sulit disembuhkan.

Penelitian pada pasien tuberkulosis disebut Macdougall memudahkan pekerjaannya, karena pasien dengan penyakit ini biasanya melewati proses kematian tanpa banyak melakukan pergerakan yang dapat mengganggu timbangan.

Penelitian MacDougall sendiri hanya melibatkan beberapa sampel. Hasil penimbangan pada pasien yang meninggal menunjukkan tubuh mereka kehilangan berat mulai dari 10 hingga 28 gram setelah "jiwa mereka pergi dari tubuhnya." Namun dalam hipotesisnya, ia mengambil hasil dari sampel pertamanya.

MacDougall tidak sendirian bereksperimen dengan berat jiwa. Beberapa ahli lain tercatat dalam buku  Mary Roach berjudul "Spook: Science Tackles the Afterlife" (W. W. Norton & Co., 2005) pernah melakukan eksperimen serupa.

Dr. Gerry Nahum, seorang insinyur kimia dan fisika di Duke University School of Medicine juga mengembangkan hipotesis tentang jiwa. Menurutnya, jiwa terasosiasi dengan informasi, yang sama dengan sejumlah energi.

Ia menilai energi itu bisa ditimbang dengan instrumen elektromagnetik yang sensitif. Sayangnya, ia tidak mendapatkan pendanaan untuk penelitiannya tersebut. Alhasil, Nahum pun beralih bekerja untuk Bayer Pharmaeuticals.

Lebih lanjut, Nahum pun tidak memiliki ide untuk bereksperimen dengan manusia. Ia hanya mempertimbangkan untuk bereksperimen dengan lintah.

Pada dasarnya, belum ada perangkat sains yang mampu menentukan berat jiwa. Alhasil, pertanyaan mengenai hal tersebut pun tampaknya akan menjadi ranah ilmu agama.

[Gambas:Video CNN]

(can/lth)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER