Bumi Makin Rusak, Mungkinkah Tambang Digelar di Asteroid Saja?

CNN Indonesia
Kamis, 18 Agu 2022 15:35 WIB
Para ahli tengah mengkaji penambangan di asteroid dan Bulan ketimbang merusak Bumi. Apa itu mungkin secara teknologi?
Ilustrasi. Penambangan diprediksi bisa dilakukan di asteroid di masa depan. (Foto: AFP PHOTO / JUAN BARRETO)
Jakarta, CNN Indonesia --

Pertambangan kerap menjadi sumber kerusakan lingkungan yang memicu bencana alam. Mungkinkah jika itu dilakukan saja di luar Bumi, asteroid misalnya?

Sejak lama para aktivis lingkungan memprotes pertambangan, legal maupun ilegal, yang tak memperhatikan lingkungan.

Misalnya, Jaringan Advokasi Tambang (Jatam) mengungkap ada 1.735 lubang bekas tambang batu bara yang menganga di Kalimantan Timur. Akibatnya, 40 nyawa melayang akibat tenggelam di titik-titik itu pada 2011 hingga 2021.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selama satu dekade terakhir, pemberitaan diramaikan dengan pembahasan menambang asteroid yang menghasilkan logam mulia, komposit, hingga logam tanah jarang.

Bahkan, ada rencana untuk mendulang kekayaan yang tak terhitung dari asteroid dekat Bumi (NEA), baik secara robotik atau bahkan dengan mengirim astronaut komersial swasta sebagai penambang luar angkasa.

Jeff Kargel, mantan ahli geologi Survei Geologi AS (USGS) yang sekarang menjadi ilmuwan senior di The Planetary Science Institute di Tucson, Arizona, mengatakan penambangan itu merupakan hal yang 'lebay'.

"Saya pikir kita semua melebih-lebihkan apa yang bisa dilakukan," cetusnya.

Meski demikian, hingga kini belum ada pemetaan pertambangan komersial yang mengintai asteroid dekat Bumi, dikutip dari Harvard International Review.

"Saya tidak berpikir mengirim astronot ke asteroid, karena belum masuk akal secara ekonomi," kata Kargel, ahli komposisi asteroid.

Dia berpendapat tidak banyak yang tidak dapat dikelola melalui robot dalam hal penambangan air, besi dan nikel, serta logam golongan platinum (PGM) dari asteroid.

Pesawat luar angkasa mini

Terlepas dari itu, pengembangan cubesat atau pesawat ruang angkasa dengan ukuran kecil dianggap sebagai potensi keuntungan besar bagi industri pertambangan luar angkasa.

Kergel mengatakan sebagian besar pesawat ruang angkasa tipe baru ini terbilang stabil saat beroperasi meski tidak bertahan lama.

Menurutnya, ide dasar memiliki pesawat ruang angkasa yang sangat murah yang dapat diproduksi secara massal adalah kebetulan untuk upaya penambangan asteroid di masa depan.

Namun demikian, dia menilai gagasan untuk melakukan aktivitas penambangan di asteroid sangat berbahaya, lantaran merusak orbit objek semacam itu.

Diketahui, asteroid memiliki orbitnya masing-masing, yang bisa berada di dalam tata surya atau lintas tata surya. Lembaga antariksa dan penerbangan AS (NASA) dan badan antariksa negara-negara lainnya sudah memiliki pantauan soal orbit lintasan dan jarak terdekat mereka dengan Bumi.

Tujuannya, mengantisipasi hantaman asteroid ke Bumi yang bisa memicu bencana global.

Kargel melanjutkan tanah KREEP (batuan yang mengandung kalium, unsur tanah jarang, dan fosfor) dari Bulan tampaknya akan menjadi sumber yang lebih baik karena sangat kaya akan Elemen Tanah Jarang (REE).

Di samping itu, penambangan juga disebut dapat dilakukan di Bulan, lantaran mengandung Helium-3, setidaknya selama tiga puluh tahun terakhir.

Kargel menilai penambangan Helium-3 tidak relatif tidak terlalu sulit dan mahal. Tetapi pasar energi untuk itu tergantung pada kemajuan teknologi yang dibutuhkan, dan tampaknya berpotensi dieksploitasi dekade ini.

Dengan demikian, Kargel mengatakan bahwa penambangan komersial asteroid mungkin masih terbilang lama, namun ia enggan berkomentar kapan penambangan itu akan terjadi.

"Bagi saya itu adalah teka-teki," kata Kargel dikutip Forbes.

(can/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER