101 SCIENCE

Kenapa Nyamuk Menyedot Darah?

CNN Indonesia
Sabtu, 20 Agu 2022 09:08 WIB
Nyamuk betina tak berhenti untuk iseng menggigit manusia. Kenapa mereka menyedot darah, bukannya minum air atau madu?
Pakar menjelaskan pentingnya darah manusia bagi nyamuk. (Foto: Pixabay/skeeze)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kerap memicu gatal, bentol, mengiang di telinga, hingga memakan korban jiwa, nyamuk bak memiliki segala hal yang dibenci manusia. Kenapa sih mereka harus menyedot darah manusia? Kenapa tidak, misalnya, menyedot madu?

Dikutip dari situs Kementerian Kesehatan, 20 Agustus merupakan Hari Nyamuk Sedunia. Pada hari itu di 1897, Sir Ronald Ross menemukan nyamuk Anopheles betina yang dapat menularkan penyakit malaria ke manusia.

Hal yang patut diingat pada momen ini adalah bahwa hanya nyamuk betina yang menyedot darah. Sementara, nyamuk jantan sama seperti serangga lainnya, menyedot cairan manis pada bunga atau nektar.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Masalahnya, proses menyedot darah ini adalah fase transfer virus ke manusia. Nyamuk penyebar demam berdarah hingga Chikungunya, Aedes aegypti, misalnya. Mereka mengambil darah demi memberi nutrisi bagi telur agar berkembang.

"Aedes aegypti betina harus secara akurat membedakan darah dan nektar karena setiap panganan menyokong program pemberian makan yang eksklusif dengan pelengkap sensorik, ukuran makanan, target saluran pencernaan, dan metabolisme, serta takdir yang berbeda," menurut studi tim peneliti dari The Rockefeller University, New York, dimuat dalam jurnal Neuron.

Bagaimana bisa mereka mengenali darah?

Dikutip dari India Today, kemampuan nyamuk untuk mengenali darah ini sudah jadi bawaan lahir. Untuk melihat keistimewaan darah di mata nyamuk, para peneliti menggunakan nyamuk betina yang dimodifikasi secara genetik.

Lihat Juga :

Tujuannya, memantau kelompok neuron atau sel saraf mana yang menyala ketika mereka mencicipi darah. Ketika sel saraf tertentu aktif, tanda fluoresen pada serangga yang dimodifikasi secara genetik bersinar.

Selama penelitian, nyamuk ditawari campuran empat senyawa yang dikembangkan untuk meniru rasa darah. Campuran tersebut mengandung glukosa, natrium klorida, natrium bikarbonat, dan adenosin trifosfat (ATP) - senyawa yang menyediakan energi untuk sel.

Penelitian mengungkapkan bahwa meskipun nyamuk menyukai "darah" sintetis ini, mereka tidak tertarik pada campuran gula dan larutan garam.

Studi ini juga menunjukkan bahwa glukosa - yang ditemukan dalam nektar dan darah - tidak "secara konsisten mengaktifkan sel saraf tertentu". Namun, natrium klorida, natrium bikarbonat, dan ATP masing-masing mengaktifkan kelompok saraf spesifik Aedes aegypti.

Lihat Juga :

Para peneliti juga menemukan ada satu kelompok neuron yang hanya diaktifkan oleh darah, termasuk darah asli dan darah sintetis.

"Perbedaan antara darah dan nektar karena itu dikodekan dalam neuron khusus pada tingkat pertama deteksi sensorik pada nyamuk," kata Veronica Jové, salah satu peneliti utama dalam studi tersebut.

Spek khusus

Menurut penelitian Joshua I. Rajia and Matthew DeGennaroa yang diunggah di National Library of Medicine pada 2018, nyamuk dipandu oleh sejumlah faktor saat mencari darah.

Pertama, isyarat visual lewat mata majemuk yang sensitif terhadap berbagai intensitas cahaya. Isyarat visual ini contohnya penting bagi nyamuk penggigit di siang hari, seperti Aedes dan Culex hematofag.

Kedua, sistem pelacakan bau bulu jarak jauh.

Ketiga, cairan kimiawi pada kulit manusia yang segera memicu selera nyamuk betina untuk menggigit begitu mendarat. Setelah mendarat, mereka segera menembus kulit dan mengambil darah dari pembuluh darah kecil.

Mulut nyamuk betina disetel khusus untuk menghisap darah dan mengandung sel-sel rambut sensorik yang membantu menemukan darah di bawah kulit.

Keempat, belalai, seperti yang terdapat pada Anopheles stephensi. Ini tidak hanya merespons rasa, tetapi juga mendeteksi isyarat termal atau panas.

Kombinasi setidaknya empat spek itu membuatnya tak sulit menemukan mangsa, termasuk dalam kegelapan.

Pada studi bersama di 2020, peneliti dari Princeton University menunjukkan bahwa nyamuk yang hidup di wilayah perkotaan padat lebih tertarik pada manusia daripada mereka yang berasal dari pedesaan atau tempat-tempat liar.

(can/arh)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER