Betapa Tertinggalnya Produsen Mobil Jepang Transisi ke Mobil Listrik

CNN Indonesia
Jumat, 09 Sep 2022 19:00 WIB
Lima perusahaan otomotif yang paling menyumbang penjualan yaitu General Motors, Mercedes-Benz, Volkswagen, Ford dan Kia-Hyundai.
Pabrik Volkswagen di Jerman untuk memproduksi mobil listrik. (Foto: REUTERS/MATTHIAS RIETSCHEL)
Jakarta, CNN Indonesia --

Greenpeace East Asia mengumumkan penjualan mobil listrik tahun lalu di dunia mengalami peningkatan dua kali lipat dari satu tahun sebelumnya.

Lima perusahaan otomotif yang paling menyumbang penjualan yaitu General Motors, Mercedes-Benz, Volkswagen, Ford dan Kia-Hyundai.

Sementara merek mobil asal Jepang melempem untuk urusan penjualan mobil listrik. Perusahaan mobil Jepang seperti Nissan, Toyota, dan Honda dinilai lambat untuk melompat ke mobil tanpa emisi.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Penjualan global kendaraan listrik meningkat lebih dari dua kali lipat pada tahun 2021, tetapi pertumbuhan dari masing-masing merek mobil tidak merata," menurut laporan Greenpeace, dikutip Jumat (9/9).

Secara khusus, Toyota, Nissan dan Honda tertinggal jauh di belakang pesaing mereka dalam transisi ke kendaraan tanpa emisi.

Menurut Greenpeace pada 2021, 499 dari setiap 500 kendaraan yang dijual Toyota masih ditenagai bahan bakar fosil.

"Ada banyak hype seputar kendaraan listrik saat ini, tetapi kenyataan di lapangan adalah bahwa pembuat mobil tradisional tidak cukup melakukan transisi ke kendaraan tanpa emisi," kata Project Lead Greenpeace Asia Timur Ada Kong yang mengutip analisis Greenpeace.

Ia mengurai Nissan dan Honda sama-sama turun tiga peringkat dibandingkan tahun sebelumnya, karena transisi mereka yang lambat ke kendaraan tanpa emisi dan target iklim yang lemah.

Sementara Toyota menerima skor terendah untuk tahun kedua berturut-turut.

Kendaraan tanpa emisi hanya mencakup 0,2 persen dari total penjualan Toyota pada 2021, dibandingkan dengan 8 persen untuk General Motors dan hampir 7 persen untuk Renault.

General Motors dan Mercedes-Benz dikatakan menerima skor teratas dalam peringkat tahun ini, tetapi kedua perusahaan masih terus menjual kendaraan berbahan bakar fosil. Sedangkan Hyundai-Kia telah jatuh dari posisi empat ke lima.

Sementara itu pada paruh pertama tahun 2022, 96 persen dari penjualan kendaraan tanpa emisi General Motors terjadi di China, dibandingkan dengan hanya 3 persen di AS.

Greenpeace mendesak para pembuat mobil untuk mengadopsi strategi transisi kendaraan tanpa emisi yang ambisius di semua pasar.

Kong bilang pembuat mobil harus mengakhiri penjualan kendaraan mesin pembakaran di Eropa pada 2028 dan di AS, China, Korea, dan Jepang sebelum 2030.

Kong menambahkan transisi ke kendaraan tanpa emisi harus dilaksanakan bersamaan dengan investasi daur ulang baterai, dekarbonisasi rantai pasokan baja, dan transisi adil bagi pekerja industri otomotif.

"Merek mobil terbesar di dunia perlu mengakui kontribusi mereka sendiri terhadap krisis iklim dan berkomitmen untuk transisi penuh ke kendaraan tanpa emisi dalam dekade ini," tutup Kong.

[Gambas:Video CNN]



(ryh/mik)


[Gambas:Video CNN]
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER