Ketua Umum PSSI Mochamad Iriawan alias Iwan Bule ikut menjadi korban doxing Bjorka, sama seperti pejabat-pejabat Indonesia lain.
"Gm sir. how does it feel to be close friends with gambling bosses? (Selamat pagi Pak. Bagaimana rasanya menjadi teman dekat bos judi?, red)" tulis Bjorka di grup barunya pada Selasa (13/9) pagi.
Belakangan, nama Iriawan memang ramai diperbincangkan. Sebab, Ia menolak menggunakan Jakarta International Stadium (JIS) untuk FIFA Matchday Timnas Indonesia vs Curacao pada 27 September mendatang.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Bjorka menuding pegiat media sosial Denny Siregar menggunakan uang pajak dan menggunakan internet untuk mengadu domba atau memancing polarisasi masyarakat.
"Hai @Dennysiregar7. Bagaimana rasanya hidup menggunakan uang pajak dari orang Indonesia tapi malah menggunakan internet untuk mempolarisasi orang?" bunyi kicauan itu.
Denny pun membalas tudingan tersebut. Ia mempertanyakan asal-usul Bjorka. Karena Denny bingung mengapa hacker internasional bisa mengetahui tentang dirinya.
"Yang gua heran ngakunya hacker internasional, tapi kok tahu Denny Siregar ya? Ini apa gua yang terlalu terkenal sampai ke internasional, atau dianya yang orang lokal?" ungkapnya melalui akun Twitter pribadinya @Dennysiregar7 seperti dikutip pada Minggu (11/9).
Lebih lanjut, Denny pun seolah menantang Bjorka untuk bisa membocorkan data dugaan chat porno eks pentolan FPI Rizieq Shihab dan data Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.
Bjorka pun menjawab tantangan Bjorka dengan aksinya yang membocorkan data Anies Baswedan.
Pegiat media sosial lain Heddy Setya Permadi atau Abu Janda menyusul Denny sebagai korban rangkaian doxing Bjorka.
"yea i don't know about this guy, but since so many people are asking about this permadi arya guy, here for u (ya saya tidak tahu apa pun tentang orang ini, tetapi karena banyak orang yang meminta permadi arya ini, maka saya berikan untuk kalan, red)" tulisnya di channel Telegram, Selasa (13/9).
Bjorka juga melampirkan gambar yang berisi data-data pribadi Abu Janda, seperti NIK, nomor Kartu Keluarga, alamat, nomor telepon, nama anggota keluarga, hingga nomor vaksin.
Tak hanya itu, Bjorka juga menilai Abu Janda serupa dengan Denny Siregar yang hidup dari pajak negara. "ah i see, permadi arya is denny siregar's friend. both of them have been living from Indonesian tax money but using internet to polarize people (ah iya, permadi arya itu teman denny siregar. Keduanya hidup dari pajak negara tetapi menggunakan internet untuk mempolarisasi masyarakat, red)" tulis Bjorka.
Abu Janda pun tak terima dirinya menjadi korban rangkaian doxing Bjorka. Ia kemudian mempertanyakan Bjorka tidak 'menyerang' tokoh-tokoh yang menurutnya radikal seperti eks pentolan FPI Rizieq Shihab.
"Kenapa Bjorka tidak pernah serang tokoh-tokoh radikal seperti Rizieq, Bahar Smith, dan kawan-kawan? Padahal mereka pencipta polarisasi sebenarnya di Tanah Air," kata Abu Janda kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/9).
Bjorka membagikan beberapa data pribadi pejabat lewat akun telegramnya. Kali ini, giliran Ketum PKB, Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dan Menkopolhukam, Mahfud MD.
Data-data Cak Imin dan Mahfud MD dibagikan di akun telegram @bjorka. Data-data yang dibagikan yakni nama lengkap, Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat rumah, hingga data vaksinasi.
Terhadap Cak Imin, Bjorka menganggap mantan Menteri Ketenagakerjaan itu memanfaatkan dirinya untuk kampanye. "yea you're seeking attention by using my name for your shitty campaign? ok now its time to check your notifications (ya, Anda cari perhatian dengan memanfaatkan nama saya untuk kampanye Anda. Sekarang, waktunya untuk mengecek notifikasi Anda)" tulis Bjorka.
Bjorka meledek Mahfud yang mengklaim data yang ia bagikan tak penting.
"how r u sir? are you sure no important databases is leaked? (bagaimana kabar Anda tuan? Yakin tidak ada data penting yang bocor?, red)," tulis Bjorka.
Bjorka pun membocorkan data pribadi milik Mahfud MD berupa nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK), alamat rumah, pendidikan, hingga data vaksinasi.
Mahfud sebelumnya memang mengakui ada data negara yang bocor. Namun menurutnya, data-data itu tidak penting.
Mahfud mengklaim pelbagai data negara yang bocor ke publik itu bukan tergolong dokumen dengan klasifikasi rahasia. Sebab, data-data itu bisa diambil dari berbagai sumber terbuka dan kebetulan isinya sama.
Mahfud akhirnya buka suara usai kena doxing Bjorka. Ia mengaku tak mau ambil pusing usai hacker Bjorka membocorkan berbagai data pribadinya ke publik.
"Banyak yang japri saya bahwa data pribadi saya dibocorkan oleh Bjorka hacker. Saya tak ambil pusing dan tak ingin tahu," kata Mahfud dalam akun Twitternya @mohmahfudmd, Selasa (13/9).
Menurut Mahfud, data pribadinya itu bukan lagi jadi rahasia publik. Ia menyebut data pribadinya dapat diakses oleh publik dengan mudah di Wikipedia hingga di dokumen Laporan Harta Kekayaan Pejabat Negara (LHKPN) KPK.
"Sebab data pribadi saya bukan rahasia. Bisa diambil dan dilihat di Wikipedia (Google), di sampul belakang buku-buku saya, di LHKPN KPK. Data pribadi saya terbuka, tak perlu dibocorkan," kata Mahfud.
(pop/lth)