Akun Twitter @polseksrandakan ramai dibicarakan netizen lantaran berkicau dengan kata-kata 'miring' saat mengomentari tragedi Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Akun yang administrasinya disebut dipegang anggota humas Polsek Srandakan itu diduga mengalami peretasan.
Menurut detikcom pada Minggu (2/10), @polseksrandakan awalnya menanggapi akun netizen yang membahas tentang penembakan gas air mata sebagai penyebab banyak orang tewas di Stadion Kanjuruhan. "Modyarr", tulis @polseksrandakan yang membalas cuitan itu.
Bukan cuma itu, @polseksrandakan juga terpantau membalas cuitan netizen lainnya dengan kata-kata 'gek do belani opo koe ki' dan 'Salut sama pak tentara, musnahkan'.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Cuitan tanggapan @polseksrandakan telah dihapus, tetapi tangkapan layar komentar-komentar itu sudah ramai menyebar di media sosial.
Tragedi Kanjuruhan merupakan peristiwa mengerikan yang terjadi pada Sabtu (1/10) malam di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur setelah tuan rumah Arema C kalah dari Persebaya dengan skor 2-3.
Sejauh ini kepolisian menjelaskan 125 suporter tewas karena kerusuhan. Data ini yang terbaru setelah sebelumnya diumumkan 174 orang meninggal.
Penyebab tragedi ini sedang diselidiki berbagai pihak, namun salah satu yang jadi sorotan adalah penggunaan gas air mata oleh kepolisian di dalam stadion. Organisasi sepak bola dunia, FIFA, telah melarang penggunaan gas air mata buat menangani massa di dalam stadion.
Pihak Polsek Srandakan, Bantul, Yogyakarta, telah mengakui admin @polseksrandakan adalah anggota humas Polsek Srandakan.
"Iya betul, akunnya Polsek Srandakan," kata Kapolsek Srandakan Kompol Sudarsono.
Sudarsono menjelaskan kaget ketika mengetahui akun itu berkomentar dengan kata-kata tak pantas setelah mendapat laporan dari anggotanya.
"Jadi begini, saya juga baru tahu, dapat laporan dari anggota kalau di medsos (Twitter) dari akun Polsek Srandakan memberikan pernyataan yang tidak pas," ujar dia.
Sudarsono mengatakan pengelola akun diketahui humas Polsek Srandakan setelah dilakukan pelacakan.
"Jujur saya kaget, selanjutnya saya lacak. Ternyata adminnya anggota humas saya, kemudian anggota saya tidak merasa memberikan komentar di Twitter itu," kata Sudarsono.
Sudarsono bilang akun @polseksrandakan telah diretas. Password akun tersebut dikatakan sudah lama tak diganti.
"Nah, kemudian pernyataan dari anggota saya, bahwa kemungkinan bahwa akun Polsek (Srandakan) itu dibajak oleh pihak lain apalagi password akun Twitter Polsek Srandakan sudah lama tidak diperbaharui," ucapnya.
Salah satu anggota, sebut Sudarsono, tengah menjalani pemeriksaan di Propam Polres Bantul, terkait situasi ini.
"Tapi untuk menguji kebenarannya yang disampaikan anggota saya ini sekarang anggota saya diperiksa di propam Polres Bantul. Karena itu kan bukan pernyataan dari kesatuan," kata Sudarsono.
(fea)