Gigitan Tokek Cuma Bisa Lepas Kalau Ada Petir?
Mitos yang berkembang di masyarakat Indonesia mengatakan gecko atau tokek memiliki gigitan yang sangat kuat. Gigitannya diklaim baru bisa lepas jika ada ada suara petir.
Tokek yang hidup di Indonesia merupakan jenis Tokay Gecko. Salah satu spesies tokek terbesar di dunia ini banyak ditemukan di wilayah Asia Selatan dan Asia Tenggara.
Spesies ini banyak ditemukan di sekitar lingkungan tinggal manusia dan dapat kerap membantu membasmi hama serangga.
Dilansir dari Kebun Binatang Nasional Smithsonian, tokek tokay memiliki ciri tubuh besar berbentuk silindris dengan kepala yang terpisah dari lehernya. Mereka memiliki tubuh yang kuat dan ditutupi bintik-bintik.
Ada dua varian tokek tokay, yakni tokek bintik merah dan tokek bintik hitam.
Terkait kekuatan gigitannya, tokek disebut memiliki gigitan yang kuat yang bisa menyebabkan pendarahan. Tingkat kekuatan gigitan tokek sangat bergantung pada ukurannya, sehingga semakin besar ukurannya semakin dalam dan menyakitkan luka yang ditimbulkan.
Tokek diketahui akan menggigit jika dalam kondisi terancam. Khusus spesies tokek tokay, reptil ini dapat dengan mudah diprovokasi dan cenderung menggigit dan cengkeramannya pun cukup erat.
Dalam sebuah studi yang diterbitkan di Jurnal Biologi Linnean Society, gigitan tokek bahkan bisa menjadi lebih kuat ketika suhu tubuhnya lebih hangat.
Dalam penelitian ini disebutkan penurunan suhu tubuh sebesar 10 derajat Celcius pada hewan berdarah dingin ini menurunkan kekuatan gigitannya hingga 50 persen.
Meski gigitannya sangat kuat, tetapi tidak membutuhkan petir untuk melepaskan gigitan reptil ini.
Untuk menangani gigitannya, dan juga reptil lainnya, Anda sebaiknya tak menariknya paksa. Hal itu justru akan menyebabkan tokek mengencangkan cengkeramannya.
Cukup letakkan keempat kakinya di permukaan yang rata agar memberinya potensi "mundur", dan tunggu hewan itu melepaskan gigitannya sendiri.
Jika gigitan tokek merobek kulit, segera dicuci dengan air hangat dan sabun antibakteri. Luka kemudian bisa ditutup dengan salep antibiotik dan perban, seperti dikutip Reptiles Magazine.
Meski demikian, Anda tak perlu khawatir terkena racun. Dilansir dari AFP, spesialis keanekaragaman hayati dari Universitas Villanova di Pennsylvania, Amerika Serikat, Aaron M. Bauer mengatakan perilaku menggigit sangat tidak biasa pada tokek. Selain itu, gigitannya tidak menyakitkan.
Bauer juga mengatakan tokek sama seperti reptil lain yang mungkin membawa bakteri salmonela meski potensinya kecil.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kaki Seribu Benaran Berkaki Seribu? |
"Tokek seperti reptil lain, bisa membawa salmonela, meskipun transmisi seperti itu tidaklah umum dan bisa dihindari," kata Bauer.
Jeanne Tarrant, manajer program untuk lembaga Threatened Amphibian Programme at the Endangered Wildlife Trust in South Africa, malah tak merekomendasikan untuk menyingkirkan tokek dari rumah karena tidak berbahaya.
"Sebenarnya [tokek] memberi servis dengan memangsa serangga dan laba-laba di sekitar rumah Anda".
"Manusia dan tokek rumah telah hidup berdampingan selama ratusan bahkan ribuan tahun, tanpa merugikan manusia. Benar-benar tidak disarankan untuk mencoba dan menghilangkannya dari rumah Anda," tandas dia.
Terlepas dari bantahan berbagai mitos tentangnya, tokek dan spesies kadal lainnya pada dasarnya sangat sensitif terhadap suara.
Ribuan tahun evolusi telah memberikan reptil ini pendengaran yang sangat sensitif untuk melindungi reptil ini dari ular, rubah, dan reptil besar lainnya yang memangsa mereka di alam liar.
Maka dari itu, volume rata-rata yang biasa keluar dari pengeras suara akan ditangkap lebih kencang pada telinga tokek. Apalagi suara petir yang dalam ukuran telinga manusia sudah cukup kencang suaranya.
(lom/lth)