Kenapa Manusia Jatuh Cinta?
Rasa gembira yang meluap, kerinduan yang menggebu, hingga cemas jika tak berbalas menjadi sebagian gejala akut jatuh cinta. Adakah penjelasan ilmiah kenapa membuat manusia jatuh cinta saat merasa nyaman atau menatap keindahan?
Pada 1943, dalam karyanya L'Être et le Néant (Being and Nothingness) Jean-Paul Sartre meledek jatuh cinta yang pada dasarnya punya misi pragmatis buat diri sendiri.
"Aimer est, dans son essence, le projet de se faire aimer (mencintai pada intinya adalah cara untuk membuat seseorang dicintai, red)," katanya.
Lihat Juga :101 SCIENCE Untuk Apa Manusia Jatuh Cinta? |
Kini, para ahli memiliki bukti yang setidaknya membenarkan sebagian klaim eksistensialis terkemuka itu.
Dosen Senior Biologi Evolusioner dan Paleontologi, University of Bath, UK, Nicholas R. Longrich mengatakan cinta terkait dengan proses evolusi yang penuh persaingan.
"Evolusi bisa sangat kompetitif, namun kemampuan untuk merawat dan membentuk hubungan memungkinkan kelompok bekerjasama, yang menjadi pesaing efektif melawan kelompok dan spesies lain," ujarnya, dikutip dari The Conversation.
Senada, Kepala ahli bedah saraf di New York, Amerika Serikat, Philip Stieg mengatakan jatuh cinta pada prinsipnya adalah kebutuhan untuk bertahan hidup.
Lihat Juga :101 Science Adakah Cinta yang Suci dan Sejati? |
"Ada berbagai tingkat dalam hubungan apa pun; nafsu, ketertarikan, dan keterikatan. Cinta adalah hal yang begitu kompleks. Dan itu semua kembali ke kebutuhan untuk bertahan hidup (survival) dan evolusioner kita untuk jatuh cinta dan berpasangan," ucapnya, dikutip dari situs New York-Presbyterian.
Lalu bagaimana kebutuhan survival itu bisa terealisasi menjadi cinta?
Steig mengatakan ketika Anda "merasakan kupu-kupu beterbangan, itu tidak benar-benar terjadi di hati atau perut Anda". Yang terjadi adalah proses yang melibatkan hormon dan neurotransmitter (pemancar saraf) di otak.
"Para peneliti telah memindai otak orang-orang yang sedang jatuh cinta dan menemukan gelombang besar dopamin, neurotransmitter dalam sistem penghargaan otak yang membantu orang merasakan kesenangan," jelasnya.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Patah Hati Terasa Sakit? |
"Dopamin, bersama dengan bahan kimia lainnya, memberi kita energi, fokus, dan obsesi yang kita rasakan ketika kita tergila-gila pada seseorang," tambah dia.
Kenapa bisa jadi tergila-gila hingga buta?
Menurut Steig, itu karena ada "dorongan" (drive). Area otak yang memproduksi dopamin saat kita sedang jatuh cinta berada di dekat area lain yang mengontrol rasa haus dan lapar.
"Jadi, rasanya [cinta] 'menghabiskan semuanya' karena [memang] memakan semuanya, dan ini dimaksudkan untuk memacu kita bertindak. Dorongan biologis ini berevolusi jutaan tahun yang lalu untuk memberi kita kemampuan untuk memusatkan perhatian kepada anggota spesies lain dan pasangan kita," urai dia.
Beda hormon beda hubungan
Anna Machin, antroplog evolusioner dari Department of Experimental Psychology at Oxford University, menyebut cinta bak "penyuapan biologis" (biological bribery).
"Cinta berevolusi untuk menyuap kita untuk memulai dan mempertahankan hubungan itu - dengan kekasih, anak-anak, keluarga, dan teman - yang kita butuhkan hanya untuk tetap hidup dan melanggengkan gen kita," ujarnya, dikutip dari ScienceFocus.
Menurutnya, penyuapan biologis ini datang dalam bentuk empat zat kimia saraf yang mendukung ketertarikan dan cinta: oksitosin, dopamin, serotonin, dan beta-endorfin.
Pertama, oksitosin penting selama ketertarikan karena menurunkan hambatan Anda untuk memulai hubungan baru dengan menenangkan amigdala, pusat ketakutan otak Anda.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Langit Senja Berwarna Jingga? |
Kedua, dopamin, yang dilepaskan bersamaan dengan oksitosin, adalah zat kimia 'hadiah' dari tubuh Anda yang dirilis setiap kali melakukan sesuatu yang disukai.
Bersama dengan oksitosin, zan ini membuat otak Anda lebih mudah dibentuk, memungkinkan Anda untuk belajar dan mengingat fakta baru tentang orang baru ini. Di samping itu, dopamin merupakan hormon kekuatan yang memotivasi Anda untuk beranjak keluar dari rumah Anda dan melakukan PDKT.
Zat kimia ini menurunkan kadar serotonin dan melepaskan elemen obsesif cinta.
Ketiga, beta-endorfin. Ini adalah hormon cinta jangka panjang. Machin mengatakan oksitosin tidak cukup kuat untuk menyokong cinta jangka panjang.
Oksitosin sebagian besar dilepaskan dalam jumlah yang signifikan hanya dalam situasi yang berhubungan seksual dan reproduksi. Artinya, dia tidak mampu menopang persahabatan, bentuk ikatan manusia yang penting untuk survival.
Dengan beta-endorfin, semua mungkin. Zat ini bekerja bak candu, seperti heroin atau morfin, yang membuat ketagihan. Dengannya, kita menjadi kecanduan pada orang yang kita cintai sebagai sumber candu tinggi kita. Ketika berpisah, zat ini memotivasi kita untuk kembali kepadanya.
Alhasil, beta-endorfin menopang cinta, ketimbang nafsu, di area bawah sadar atau pun sadar otak kita (masing-masing area limbik dan korteks).
Manusia pun dapat mengalami cinta sebagai dorongan naluriah atau emosi yang melibatkan nafsu, kemarahan, atau kesenangan, sekaligus proses sadar yang melibatkan kepercayaan, empati, pemikiran, perhatian, perencanaan.
Dan, dengan semua hormon cinta itulah manusia jadi spesies di puncak rantai makanan hingga kini.
(can/arh)