Pengguna Whatsapp di India dibanjiri spam oleh akun bisnis dari sejumlah merek. Apa kejadian ini akan mengganjal misi Whatsapp menjadi super app?
Ambisi anak perusahaan Meta untuk menjadi super app dimulai dengan memberikan fitur belanja pada platformnya.
Sejak Agustus, pengguna Whatsapp di India dapat berbelanja langsung dari aplikasi Whatsapp karena platformnya di negara tersebut telah terintegrasi dengan platform JioMart.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Dilansir dari The Verge, Meta yakin pesan bisnis adalah bagian besar dari cara WhatsApp menghasilkan uang di masa mendatang.
Meta ingin WhatsApp dapat menjadi super app seperti WeChat, sebuah aplikasi yang dibutuhkan pengguna untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Pengguna WeChat dapat membayar sewa di aplikasi, membeli tiket konser di aplikasi, membayar makanan di aplikasi, dan banyak lagi.
Sayangnya, belum sampai dua bulan dari peluncuran fitur belanja via WhatsApp di India, pengguna mendapat pengalaman yang kurang baik dari fitur tersebut.
Sejumlah pengguna di India mengeluh tentang banyaknya spam yang masuk dari akun bisnis.
Ribuan merek di India telah mendaftar ke WhatsApp. WhatsApp sendiri disebut dapat menjangkau lebih dari 80 persen pengguna di India yang memiliki total pengguna lebih dari 500 juta atau seperempat total pengguna WhatsApp di seluruh dunia.
Menurut seorang netizen dengan akun @nixxin, fitur ini cukup menyebalkan bahkan setelah pengguna memblokir beberapa bisnis, banyak yang kembali ke kotak masuk dari nomor telepon yang berbeda.
WhatsApp for business is fast becoming WhatsApp for spam. 🙄
— Nikhil Pahwa (@nixxin) September 15, 2022
Blocking a couple of accounts every day, these days. PR agencies are also now spamming on WhatsApp. pic.twitter.com/dvgbqx7cz8
Lihat Juga : |
Menanggapi kejadian ini, juru bicara Meta mengatakan setiap pengguna perlu untuk menerima pembaruan dari bisnis, dan pengguna juga dapat memblokir atau melaporkan masalah kapan saja.
"Pesan adalah cara baru untuk menyelesaikan bisnis, lebih baik daripada email atau panggilan telepon. Aturan kami adalah bahwa orang selalu perlu meminta untuk menerima pembaruan sebelum bisnis dapat mengirim pesan kepada mereka, dan kami memberdayakan orang dengan cara mudah untuk memblokir bisnis atau melaporkan masalah kapan saja," ujar juru bicara Meta, seperti dikutip dari Tech Crunch.
"Kami terus bekerja dengan bisnis untuk memastikan pesan bermanfaat dan diharapkan, dan kami memiliki batasan jumlah pesan yang dapat mereka kirim per hari. Mendapatkan hak ini penting bagi kami serta bisnis dan yang paling penting orang-orang yang kami layani," imbuhnya.
(lom/lth)