Tak hanya itu, Musk lalu mendapat bantuan dari sesama miliarder senilai US$7 miliar. Beberapa investor yang terlibat adalah Larry Ellison, Binance, dan perusahaan pendanaan Sequioa Capital.
Sejumlah rencana pun telah disusun Musk antara lain peningkatan pendapatan hingga US$26,4 miliar pada 2028.
Untuk mencapai tujuan itu, Musk bermaksud meningkatkan jumlah pelanggan Twitter, membangun dompet digital, dan menurunkan ketergantungan pemasukan dari iklan.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Musk pun angkat bicara soal penghapusan sanksi permanen terhadap akun Trump. Menurutnya hal itu malah akan semakin memperbesar suara mantan presiden AS tersebut.
Di dalam Twitter, perusahaan tersebut memilih membekukan dahulu proses perekrutan dan pemecatan karyawan. Akan tetapi, dua orang petinggi yakni Kayvon Beykpour, dan Bruce Falck sudah meninggalkan perusahaan.
Kabar mengejutkan datang dari Musk. Ia memutuskan membekukan proses akuisisi karean tak percaya dengan jumlah akun bot yang disampaikan Twitter.
Musk tak yakni dengan angka 5%. Akan tetapi, Musk berkomitmen untuk melanjutkan akuisisi.
Keadaan pun mulai memanas, tim legal Twitter menuding Musk telah membeberkan data rahasia kepada publik. Data yang dimaksud adalah jumlah sampel untuk pengujian pengguna otomatis yang hanya berjumlah 100.
Musk lalu berujar kalau akuisisi ini tak bisa berlanjut. Hal berbeda diungkapkan Twitter yang ngotot akuisisi harus rampung.
Dalam suratnya kepada tim legal Twitter, Musk mengancam akan menarik diri dari akuisisi ini. Menurut Musk ia berhak cabut karena Twitter tak jujur soal data akun bot.
Musk benar-benar siap untuk menarik diri. Pengacara Musk telah menyurati Twitter dan menyatakan bahwa perusahaan itu telah berkali-kali melanggar kesepakatan terkait data yang diminta.
Namun pihak Twitter tak kalah sengit. Mereka bersikukuh untuk melanjutkan akuisisi dan mengancam akan membawa hal ini ke pengadilan.
Pada akhirnya, Twitter pun menuntut Musk di Court of Chancery, Delaware. Dalam 62 halaman gugatannya, Twitter antara lain menyatakan Musk tidak serius untuk meadi pemilik Twitter.
Pengadilan Delaware lalu memutuskan untuk mengadakan persidangan pada 17 Oktober. Hakim, Kathaleen McCormick sebelumnya menolak permintaan Twitter untuk mempercepat persidangan
Di sisi Musk, tim legalnya justru ingin persidangan dilakukan tahun depan.
Musk tak tinggal diam menghadapi Twitter. Ia lalu mengajukan mantan kepala keamanan Twitter, Peiter Zatko sebagai whistle blower.
Zatko lalu memberikan testimoni di Kongres AS dan menuding Twitter gagal menggaransi keamanan privasi penggunanya. Zatko juga mengatakan Twitter sangat rentan dieksploitasi oleh agen atau pemerintah asing.
Di tengah situasi panas, Musk justru malah sepakat untuk melanjutkan akuisisi .Ia juga sestuju menggunakan harga awal yakni US$54,20 per lembar saham.
Hakim McCormick lalu memberi tenggat waktu kepada Musk hingga Jumat (28/10) untuk merampungkan akusisi.
"Jika transaksinya tidak rampung pada jam 5 sore 28 Oktober 2022, kedua pihak diminta mengontak saya lewat email pada sore hari untuk mendapatkan jadwal persidangan November 2022," kata McCormick.
Musk kabarnya telah merampungkan akuisisi. Ia juga telah memecat sejumlah petinggi Twitter termasuk CEO-nya Parag Agrawal.
(lth)