Masih pada pesan surat terbuka yang sama, Musk mengaku keputusannya membeli Twitter karena 'gerah' dengan narasi perpecahan di media sosial.
"Alasan saya membeli Twitter adalah karena penting bagi peradaban memiliki semacam 'alun-alun digital, di mana beragam kepercayaan bisa diperdebatkan dengan cara yang sehat, tanpa berujung kekerasan," kata Musk.
"Saat ini ada bahaya besar bahwa media sosial akan condong kepada ekstrem kiri atau kanan dengan echo chamber yang bisa menghasilkan lebih banyak kebencian dan memecah masyarakat kita," lanjutnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sempat muncul gonjang-ganjing pemecatan 75 persen karyawan Twitter di tengah proses akuisisi. Para karyawan bahkan mengirim surat terbuka untuk Musk.
"Mereka mengancam mata pencaharian kami, akses ke perawatan kesehatan penting, dan kemampuan pemegang visa untuk tinggal di negara tempat mereka bekerja," bunyi surat tersebut, dilansir dari TIME, Kamis (27/10).
Akan tetapi, melansir TechCrunch, Musk berubah pikiran. Ia bahkan sudah mengatakan kepada para karyawan pada Rabu (26/10) waktu setempat bahwa tak ada rencana pemecatan itu.
Namun demikian, sejumlah petinggi Twitter, termasuk CEO Parag Agrawal, Direktur Eksekutif Ned Segal, Kepala Keuangan Vijaya Gadde, Pejabat bagian Kebijakan dan Hukum, Sean Edgett, angkat kaki dari kantor pusat.
Di sisi lain, Musk juga sempat berencana mengubah Twitter menjadi super-apps alias aplikasi serba ada.
"Buying Twitter is an accelerant to creating X, the everything app," tulis Musk dalam akunnya @elonmusk, 5 Oktober. (Membeli twitter adalah langkah mempercepat untuk membuat X, sebuah aplikasi segala hal, red).
Super Apps sendiri merupakan jenis aplikasi yang lumrah di ASia. Biasanya, aplikasi ini mampu melayani berbagai jenis kebutuhan pelanggan.
Buying Twitter is an accelerant to creating X, the everything app
— Elon Musk (@elonmusk) October 4, 2022
Contohnya adalah We Chat, yang tak sekadar aplikasi perpesanan. Musk sendiri sempat terang-terangan memuji aplikasi tersebut.
"Anda pada dasarnya hidup sehari-hari di WeChat di China karena aplikasi itu sangat berguna dan membantu setiap hari," kata Musk saat pertemuan dengan para karyawan Twitter, Juni lalu.
"Saya kira kita bisa mencapai itu atau bisa mendekatinya di Twitter. Ini akan menjadi sukses luar biasa," ujarnya.
(lth)