Geminid adalah hujan meteor yang titik radian terletak di konstelasi Gemini. Aktif sejak 3-20 Desember, berintensitas maksimum 150 meteor/jam saat di zenit pada 15 Desember.
Meteor ini dapat disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut sejak 8 Desember pukul 20.15 waktu setempat hingga meredup di arah barat laut sebelum Matahari terbit.
Intensitas di Indonesia hanya 86-107 meteor/jam. Hal ini dikarenakan ketinggian titik radian saat transit antara 46-63 derajat di atas ufuk utara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Meteor ini berasal dari sisa debu asteroid 3200 Phaethon. Kecepatan geosentrik meteor ini mencapai 126.000 km/jam.
Coma Berenicid adalah hujan meteor yang titik radiannya terletak di dekat bintang Denebola (Beta Leonis) konstelasi Leo berbatasan dengan Coma Berenices.
Meteor ini aktif sejak 11-23 November, berintensitas maksimum 3 meteor/jam saat di zenit pada 16 November dan bisa disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut setelah tengah malam (16 November) hingga meredup di arah utara sebelum Matahari terbit.
Intensitas di Indonesia bervariasi antara 2-3 meteor/jam. Hal ini dikarenakan ketinggian titik radian saat sebelum Matahari terbit antara 59-77 derajat di atas ufuk utara.
Meteor ini berasal dari sisa debu benda langit yang tidak diketahui. Kelajuan geosentrik meteor ini mencapai 234.000 km/jam.
Leonis Minorid Desember adalah hujan meteor yang titik radiannya terletak di dekat konstelasi Leo Minoris. Meteor ini aktif sejak 4 Desember-4 Februari, berintensitas maksimum 5 meteor/jam saat di zenit pada 20 Desember.
Fenomena ini bisa disaksikan di seluruh Indonesia dari arah timur laut menjelang tengah malam (19 Desember) hingga meredup di arah utara sebelum Matahari terbit (20 Desember).
Intensitas di Indonesia bervariasi antara 4-5 meteor/jam. Hal ini dikarenakan ketinggian titik radian saat sebelum Matahari terbit antara 49-66 derajat di atas ufuk utara. Berasal dari sisa debu komet C/1739 K1 (Zanotti). Kelajuan geosentrik meteor ini mencapai 230.400 km/jam.
Vesid adalah hujan meteor yang titik radiannya terletak di konstelasi Ursa Minoris. Aktif sejak 16-26 Desember, berintensitas maksimum 10 meteor/jam saat di zenit pada 23 Desember.
"Sayangnya, hujan meteor ini memiliki ketampakan terbaik jika diamati dari belahan Bumi utara," ujar Andi.
Ia mengatakan bagi wilayah yang terletak lebih dari 5 derajat LS, hujan meteor ini tidak dapat diamati.
Intensitas untuk Kendari hingga Sabang bervariasi antara 1-3 meteor/jam dikarenakan ketinggian titik radian saat sebelum Matahari terbit antara 5-16 derajat di atas ufuk utara.
Meteor ink dapat diamati dari arah utara sejak 23 Desember pukul 01.00 waktu setempat (sesuai zona waktu masing-masing) hingga menjelang Matahari terbit.
Meteor ini berasal dari sisa debu komet 8P/Tuttle. Kecepatan geosentrik meteor bisa melesat hingga 118.800 km/jam.
(can/arh)