Elon Musk Sebut Twitter Tutupi Cerita Kontroversial Anak Joe Biden
CEO Twitter, Elon Musk membeberkan informasi baru soal Hunter Biden, anak dari Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden. Cerita soal Hunter Biden dengan laptopnya sempat menggegerkan Negeri Paman Sam pada dua tahun lalu.
"Cerita Hunter Biden yang tak dikeluarkan Twitter akan dipublikasikan di platform ini pada jam lima sore (pukul 05.00 pagi WIB Sabtu 3/12, red)," tulis Musk di akun Twitternya.
What really happened with the Hunter Biden story suppression by Twitter will be published on Twitter at 5pm ET!
— Elon Musk (@elonmusk) December 2, 2022
Cerita Hunter Biden sendiri bermula dari artikel di New York Post tentang isi laptopnya yang kontroversial. Pada April 2019, pemilik toko servis komputer di Delaware, Jon Paul Isaac menerima sebuah laptop dari orang yang mengaku sebagai Hunter Biden.
Setelah mengantar laptop itu, orang tersebut sayangnya tak pernah kembali. Tiga minggu sebelum Pemilihan Presiden AS 2020, New York Post menulis berita soal email di laptop itu yang memuat tindakan korupsi diduga dilakukan oleh Joe Biden.
Donald Trump yang menjadi lawan Biden sekaligus petahana saat itu mencoba menyerang Biden dengan berita tersebut. Namun menurut Politifact, laptop itu benar-benar ada akan tetapi hal di dalamnya tidak mengandung cukup bukti.
Tak lama berselang dari cuitan Musk, penulis dan jurnalis Matt Taibbi mengunggah utas yang berjudul "Thread: Twitter FILES".
Dalam utas tersebut, Taibbi mengatakan bahwa apa yang "akan Anda baca adalah beberapa cuplikan sebuah serial, berdasarkan ribuan dokumen internal yang diperoleh sumber-sumber di Twitter"
3. The “Twitter Files” tell an incredible story from inside one of the world’s largest and most influential social media platforms. It is a Frankensteinian tale of a human-built mechanism grown out the control of its designer.
— Matt Taibbi (@mtaibbi) December 2, 2022
Taibbi melanjutkan, Twitter Files menceritakan kisah internal Twitter tentang "dongeng Frankensteinian dari mekanisme yang dibangun manusia tumbuh di luar kendali perancangnya."
Dalam utas tersebut, Taibbi menyebut Twitter sebetulnya merupakan alat yang bagus untuk komunikasi masal yang instan. Selain itu, Twitter juga memberikan kekuatan pada banyak orang untuk membuat dan berbagi ide serta informasi secara cepat "tanpa halangan"
Namun menurut Taibbi, Twitter pelan-pelan malah menambah halangan itu. Pada mulanya, halangan dan alat untuk mengontrol percakapan digunakan untuk melawan spam dan penjahat finansial.
"Belakangan seiring berjalannya waktu, para staf dan eksekutif Twitter mulai menemukan kegunaan dari alat-alat tersebut. Orang luar mulai mempetisi perusahaan untuk memanipulasi percakapan, yang lama kelamaan menjadi praktik rutin," tulisnya.
"Pada 2020, mulai rutin muncul permintaan dari sejumlah tokoh. Salah satu eksekutif akan menulis untuk yang lainnya meminta "lebih banyak (cuitan, red) dari tim Biden. Lalu balasannya akan berupa: "ditangani"
Taibbi juga menyebut sejumlah partai politik memiliki akses terhadap alat itu. Ia mencontohkan pada 2020, Twitter menerima permintaan dari tim kampanye Trump dan Biden.
Taibbi mengatakan, sayangnya orang-orang di Twitter memiliki orientasi politik sendiri sehingga kerja mereka jadi tidak berimbang dan "lebih terbuka ke yang kiri (oke, sebut saja Demokrat) daripada ke kanan"
11. This system wasn't balanced. It was based on contacts. Because Twitter was and is overwhelmingly staffed by people of one political orientation, there were more channels, more ways to complain, open to the left (well, Democrats) than the right. https://t.co/sa1uVRNhuH pic.twitter.com/K1xmqQ0TrD
— Matt Taibbi (@mtaibbi) December 3, 2022
Alhasil, hal itulah yang menyebabkan Twitter menghapus tautan untuk menghalangi penyebaran cerita laptop Hunter Biden.
"Twitter mengambil langkah luar biasa untuk menekan cerita ini, menghapus tautan dan mengunggah peringatan bahwa cuitan itu mungkin "tak aman".
Mereka bahkan memblok transmisi sendiri via pesan langsung (DM), sebuah alat yang sebetulnya digunakan untuk melawan kasus ekstrem atau pornografi anak," tulisnya.
18. Twitter took extraordinary steps to suppress the story, removing links and posting warnings that it may be “unsafe.” They even blocked its transmission via direct message, a tool hitherto reserved for extreme cases, e.g. child pornography.
— Matt Taibbi (@mtaibbi) December 3, 2022
Rangkaian cuitan Taibbi ini lalu diamplifikasi oleh Musk. Ia menulis "Here we go (Mari simak)" sembari menyatakan bakal ada episode dua dari Twitter Files. "Tetap di sini untuk Episode 2 The Twitter Files besok" tulisnya.
(lth/vws)