Sejarah Dibuat, Ahli AS Sukses Hasilkan Energi dari Reaksi Fusi Nuklir

CNN Indonesia
Selasa, 13 Des 2022 20:30 WIB
Sejumlah ahli di AS berhasil menciptakan energi dari reaksi fusi nuklir. Ini merupakan yang pertama setelah kegagalan berdekade-dekade.
Ilustrasi. Para ahli di AS berhasil menciptakan energi dari reaksi fuksi nuklir. (Foto: AFP/CLEMENT MAHOUDEAU)
Jakarta, CNN Indonesia --

Ilmuwan di National Ignition Facility di Lawrence Livermore National Laboratory di California sukses memproduksi reaksi fusi nuklir yang menghasilkan energi bersih. Hal itu menimbulkan harapan dalam rangka produksi energi bersih untuk meninggalkan energi fosil.

Melansir CNN, hasil ini menjadi lompatan besar dalam pencarian berdekade-dekade sumber energi bersih abadi yang bisa membantu mengakhiri ketergantungan terhadap energi fosil.

Para ilmuwan selama berdekade-dekade telah berusaha menciptakan fusi nuklir, yakni replikasi energi yang mentenagai Matahari. Hal tersebut telah menjadi subyek penelitian para ilmuwan di seluruh dunia.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mereka berharap, fusi nuklir menjadi solusi sumber baru yang menyediakan energi bebas karbon tak terbatas, tanpa sampah nuklir yang dibuat oleh reaktor nuklir saat ini. Proyek fusi biasanya menggunakan elemen deuterium dan tritium -keduanya merupakan isotop hidrogen.

Energi yang dihasilkan elemen-elemen itu pun terbilang luar biasa. Deuterium sebanyak satu gelas air, dengan tambahan sedikit tritium bisa mentenagai satu rumah selama satu tahun.

Sayangnya, tritium itu langka dan mendapatkannya sangat sulit. Meskipun, elemen tersebut bisa dibuat secara sintetis.

"Tak seperti batu bara, Anda hanya perlu jumlah kecil hidrogen dan itu adalah elemen paling banyak di semesta," kata Julio Friedmann selaku ilmuwan kepala di Carbon Direct dan mantan kepala ahli teknologi energi di Lawrence Livermore.

"Hidrogen ditemukan di air jadi sumber yang menghasilkan energi ini sangat tak terbatas dan bersih," ujarnya menambahkan.

Mengutip Financial Times, para ahli menghasilkan reaksi fusi nuklir ini lewat teknik yang disebut inertial confinement fusion (fusi kurungan inertial). Proses itu melibatkan rentetan tembakan plasma hidrogen dalam jumlah kecil dengan laser terbesar di dunia.

Terobosan yang dibuat ini hadir di saat dunia sedang bergelut dengan harga bahan bakar yang tinggi dan desakan untuk segera mengakhiri ketergantungan terhadap energi fosil. Pemerintah AS sendiri juga telah mengeluarkan Undang-undang Pengurangan Inflasi yang menyediakan subsidi untuk energi rendah karbon sebesar $370 miliar atau sekitar Rp5.900 triliun demi memenangkan lomba untuk mendapatkan teknologi bersih.

Reaksi fusi di fasilitas pemerintah AS saat ini menghasilkan sekitar 2,5 megajoule energi. Namun para ahli mengatakan, data-datanya masih dalam tahap analisa.

Para ilmuwan sendiri telah mencari reaksi fusi nuklir sejak 1950. Namun tidak ada satu pun dari mereka yang bisa memproduksi energi lebih banyak dari reaksi itu daripada yang dikonsumsi olehnya.

Lebih lanjut, Departemen Energi AS dijadwalkan bakal mengumumkan terobosan ini pada Selasa (13/12) waktu setempat. Pengumuman akan berlangsung di laboratorium Lawrence Livermore National.

[Gambas:Video CNN]

(lth)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER