Gempa Susulan di Karangasem Makin Sedikit, Tanda Segera Berakhir?
Gempa bumi susulan di Kabupaten Karangasem, Bali, sudah mencapai 62 kali sejak lindu utamanya pada Selasa (13/12). Frekuensinya pun semakin sedikit. Tanda-tanda rangkaiannya berakhir?
Diberitakan sebelumnya, gempa Magnitudo 5,2 terjadi pada Selasa (13/12) pukul 17.38 WIB. Hingga Rabu (14/12), siang, 62 gempa susulan terjadi. Setidaknya 34 rumah warga rusak akibat gempa tersebut.
"62 gempa susulan di Karangasem Bali," ungkap Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Daryono, dalam akun Twitter-nya, Rabu (14/12).
Menurutnya, yang menjadi gempa pembuka itu adalah yang berkekuatan M 4,5. Lindu M 5,2 tak lama kemudian terjadi dan menambah parah dampak kerusakan.
"Gempa Karangasem Bali kemarin diawali dgn gempa pembuka (foreshock) M4,8 pukul 16.56 WIB yg berdampak dirasakan & menimbulkan kerusakan di Karangasem, diikuti 9 kali gempa susulan. 20 menit kmd tjd gempa M5,2 berjarak sekitar 10 km dari gempa pertama, yg menambah kerusakan," jelasnya.
Sampai kapan rangkaian gempa ini terjadi?
Yohanes Agus Setiawan, Kepala Kelompok Kerja Sub Bidang Pengumpulan dan Penyebaran BMKG Wilayah III Denpasar, Bali, menerangkan gempa bumi susulan itu biasanya makin lama makin sedikit.
Lihat Juga : |
"Biasanya, kalau untuk gempa-gempa besar selalu diikuti oleh gempa susulan. Namun, gempa susulannya itu biasanya kuantitasnya dia semakin lama, semakin sedikit," kata dia, saat dihubungi, Rabu (14/12).
Gempa susulan dengan skala lebih kecil itu, lanjutnya, menunjukkan proses menuju kestabilan.
"Dia menuju kestabilan, akibat pelepasan akumulasi energi dari gempa tersebut. Kalau melihat peta grafik, dia (gempa susulan) semakin lama dia semakin sedikit. Itu kelihatan polanya," ungkap dia.
Berdasarkan data BMKG, ada sekitar 16 kali gempa susulan pada satu jam pertama seusai gempa awal, Selasa (13/12). Namun, per hari ini, Agus mengungkap rata-rata gempa susulannya menurun jauh.
"Kalau sekarang satu jam terakhir dari jam 07.56 WIB sampai jam 08.56 WIB itu nol [gempa susulan]. Makin lama makin menurun," ungkap dia.
Kendati demikian, pihaknya tetapi meminta masyarakat waspada dan selalu siap siaga karena gempa susulan, atau pun gempa secara umum, tidak bisa diprediksi.
"Cuman yang paling penting sebenarnya kewaspadaan dan kesiap-siagaan dari masyarakat yang terdampak gempa tersebut. Artinya di wilayah itu memang ada potensi gempa bumi terjadi," jelasnya.
"Sampai sekarang untuk mengatakan [kapan gempa susulan berakhir] itu agak sulit. Karena gempa bumi sendiri tidak bisa diprediksi baik dari segi waktunya maupun dari segi kekuatannya," tandas Agus.
(kdf/arh)