Analisis Kementrian ESDM: Wilayah Sukabumi Rawan Gempa Bumi

CNN Indonesia
Kamis, 08 Des 2022 13:00 WIB
Wilayah Sukabumi yang baru saja diguncang gempa, Kamis (8/12) pagi ternyata memang rawan gempa.
Ilustrasi gempa bumi. Wilayah Sukabumi menurut analisis Kementerian ESDM merupakan wilayah rawan gempa. Foto: Istockphoto/Petrovich9
Jakarta, CNN Indonesia --

Wilayah Sukabumi, Jawa Barat merupakan wilayah rawan gempa karena morfologinya. Morfologi Sukabumi umumnya disusun oleh batuan-batuan lapuk yang belum kompak sehingga memperkuat efek guncangan.

Hal tersebut berdasarkan analisis geologi gempa Bumi di Sukabumi yang terjadi pada Kamis (8/12) pagi WIB. Analisis tersebut dipublikasikan lewat situs Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Menurut analisis ini, morfologi Sukabumi umumnya berupa dataran hingga dataran bergelombang, lembah, dan perbukitan bergelombang hingga perbukitan terjal. Selain itu, Sukabumi juga disusun oleh batuan berumur tersier dan endapan kuarter berupa aluvial sungai dan batuan rombakan gunung api muda (breksi gunung api, lava, tuff).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Sebagian batuan berumur Tersier dan batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan. Endapan Kuarter dan batuan yang telah mengalami pelapukan pada umumnya bersifat lunak, lepas, belum kompak (unconsolidated) dan memperkuat efek guncangan, sehingga rawan gempa bumi," demikian analisis tersebut.

Susunan batuan yang lapuk di perbukitan bergelombang itu juga menyimpan potensi gerakan tanah yang dipicu guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi. Menurut analisis ini, gempa Bumi yang terjadi Kamis pagi diakibatkan oleh aktivitas penunjaman/subduksi "atau dapat disebut juga gempa bumi intraslab.'

Lebih lanjut, karena teradi di darat, gempa bumi ini tidak menyebabkan tsunami. Hanya saja, karena kerawanan daerahnya, analisis dari Kementerian ESDM merekomendasikan adanya upaya mitigasi struktural dan non-struktural.

"Bangunan di Kabupaten Sukabumi harus dibangun menggunakan konstruksi bangunan tahan gempa bumi guna menghindari dari risiko kerusakan. Selain itu juga harus dilengkapi dengan jalur dan tempat evakuasi," tulis analisis tersebut.

Sebelumnya, Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono mengungkapkan, gempa di Sukabumi pada Kamis (8/12) pagi WIB terjadi di dalam lempeng indo-australia atau gempa di zona Benioff.

"Genpa ini M5,8 ini dipicu adanya deformasi batuan dalam lempeng (intraslab) pada lempeng indo-australia atau populer disebut sebagai gempa di zona benioff."

Daryono, lewat akun twitternya, juga menulis gempa dipicu deformasi batuan dalam lempeng "(intraslab) pada lempeng indo-australia atau populer disebut sebagai gempa di zona benioff" tulisnya.

Mengutip Springer dalam serial Encyclopedia of Earth Science, zona Benioff, kadang disebut juga sebagai zona seismik, merupakan zona planar hiposenter gempa yang membentang 700 km di dalam Bumi. Namanya diambil dari Hugo Benioff yang pertama kali menjelaskan soal itu pada 1949.

Zona Benioff ada di bawah sistem busur modern yang dimulai tepat di bawah palung lautan. Kemiringan zona ini mencapai 30 sampai 90 derajat dengan rata-rata 45 derajat.

Dalam istilah lempeng tektonik, zona Benioff sering disebut sebagai zona subduksi. Meskipun lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan gempa kedalaman rendah, gempa dalam di zona Benioff bisa mencapai magnitudo 8.

Berdasarkan penelusuran, gempa lain yang pernah terjadi di Indonesia dan berada di zona Benioff antara lain gempa magnitudo 4,9 di Yogyakarta pada Rabu (6/4/2022), dan gempa Malang dengan magnitudo 6,7 pada Sabtu (10/4/2021).

[Gambas:Video CNN]

(lth)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER