Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan ringan turun di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) pada malam tahun baru 2023.
"Secara umum hujan ringan, namun Bekasi dan Kepulauan Seribu berpotensi hujan sedang," tulis BMKG lewat akun twitternya.
Prediksi itu berlaku dari Minggu (31/12) pagi pukul 07.00 WIB, hingga Senin (1/1/2023) pukul 07.00 WIB. "Produk prakiraan hujan ini sepenuhnya mengacu pada data keluaran model numerik cuaca," tulis BMKG.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Potensi turunnya hujan saat Tahun Baru 2023 sudah diprediksi BMKG sebelumnya. Menurut BMKG, cuaca ekstrem terjadi dari periode 25 Desember hingga 1 Januari 2023.
Ada 11 wilayah yang berpotensi dilanda hujan lebat hingga sangat lebat. Sebanyak 11 wilayah itu adalah Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Yogyakarta, Jawa Timur, NTB, NTT, Sulawesi Selatan, Sulawesi Tenggara, dan Maluku.
Halo Sobat BMKG
— BMKG (@infoBMKG) December 26, 2022
Mari cek potensi curah hujan di wilayah Jabodetabek tanggal 27 Desember 2022- 1 Januari 2023.
Tetap waspada selalu Sobat.#infobmkgpws #markicugrafis#26Desember2022pws pic.twitter.com/AuGZIVHEcq
Sementara sembilan wilayah lainnya berpotensi hujan sedang hingga lebat. Sembilan wilayah itu adalah Aceh, Lampung, Sumatera Selatan, DKI Jakarta, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Maluku Utara, Papua Barat, dan Papua.
Kepala BMKG, Dwikorita mengatakan peningkatan curah hujan selama periode Natal dan Tahun Baru 2023 diakibatkan sejumlah dinamika atmosfer. Di antaranya, peningkatan aktifitas Monsun Asia yang dapat meningkatkan pertumbuhan awan hujan secara signifikan di wilayah Indonesia bagian barat, tengah dan selatan.
Menurut Dwikorita, kompleksnya dinamika atmosfer mengakibatkan juga gelombang tinggi di wilayah perairan Indonesia pada 21-27 Desember. Ia pun meminta masyarakat terus memantau prakiraan cuaca sekaligus waspada dan siap-siaga.
Menurutnya, risiko terjadinya bencana hidrometeorologi seperti banjir, longsor, banjir bandang, angin kencang, puting beliung dan gelombang tinggi sangat besar terjadi.
"Pemerintah dan masyarakat harus meningkatkan kewaspadaan dan kesiap-siagaan dalam menghadapi risiko terjadinya bencana hidrometeorologi. Dahan dan ranting pohon yang rapuh harus dipangkas serta menguatkan tegakan/tiang agar tidak roboh tertiup angin kencang," ujarnya.
(lth)