Warganet ikut mengamati perbedaan prediksi cuaca untuk Rabu (28/12) antara Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Sejauh ini, prediksi BMKG menurut warganet terbukti lebih tepat dibandingkan BRIN. "Hujan pengantin" yang terjadi... score 'prediction' saat ini: @infoBMKG 1-0 @brin_indonesia," tulis akun @deddyharyadi.
"Hujan Pengantin" yg terjadi...👀
score "prediction" saat ini:@infoBMKG 1-0 @brin_indonesia 👏 pic.twitter.com/a8fEeOq69C— Dedi Haryadi (@deddyhariadi) December 28, 2022ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, ada dua versi prediksi terkait cuaca Jabodetabek pada Rabu (28/12) hari ini. BRIN lewat Peneliti Klimatologi pada Pusat Riset Iklim dan Atmosfer, Erma Yulihastin memprediksi banjir akan melanda kawasan Jabodetabek akibat potensi "hujan ekstrem" dan "badai dahsyat" pada Rabu (28/12).
Erma menyebut adanya potensi banjir besar di Jabodetabek pada Rabu (28/12). Ia pun meminta warga di kawasan tersebut "khususnya Tangerang atau Banten" agar bersiap dengan "hujan ekstrem" dan "badai dahsyat".
Akan tetapi, prediksi yang lain dikeluarkan BMKG yang menyebut peluang terjadinya badai kecil. BMKG mengatakan, yang berpotensi terjadi di Jabodetabek adalah hujan sedang hingga lebat.
"Berdasarkan Prakiraan cuaca BMKG, pada 28 Desember 2022 pada umumnya adalah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat namun bukan badai," kata Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto kepada wartawan di Jakarta, Selasa (27/12).
Lebih lanjut BMKG memprediksi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat berpotensi terjadi hingga awal tahun 2023, terutama pada wilayah Jakata Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek).
Perbedaan prediksi itu ikut diamati warganet. Akun @BisKota_ mengatakan "Hari ini ada bigmatch antara BRIN vs BMKG, prediksi siapa yang benar"
"Hujan Pengantin" yg terjadi...👀
— Dedi Haryadi (@deddyhariadi) December 28, 2022
score "prediction" saat ini:@infoBMKG 1-0 @brin_indonesia 👏 pic.twitter.com/a8fEeOq69C
Unggahan tersebut ditanggapi beragam oleh warganet. Akun @alblankon meminta warga tetap berhati-hati meski cuaca sejauh ini cerah.
"Tpi hati" lho jgn terkecoh dg cuaca cerah, justru badai ektrem berawal dr awan" seismik yg diawali lngit cerah. Sprti kata paman zuko wktu berlayar di laut,"
Tpi hati" lho jgn terkecoh dg cuaca cerah, justru badai ektrem berawal dr awan" seismik yg diawali lngit cerah.
— alblenk (@alblankon) December 28, 2022
Sprti kata paman zuko wktu berlayar di laut
Beberapa warganet lain mengunggah foto dari lokasi terkini tempat mereka berada di Jakarta. "Jaksel sampai saat ini masih cerah," tulis akun zipzippyjs.
Jaksel sampai saat ini masih cerah pic.twitter.com/mLCANaFQjq
— shafa (@zipzippyjs) December 28, 2022
Warganet lain yakni @masarvian menuturkan kedua lembaga itu sebetulnya sepakat soal prediksi cuaca. Hanya yang jadi masalah adalah perbedaan waktu.
"Kemarin ada yang ngetwit dari kalau BRIN dengan BMKG beda satu hari, tapi prediksi cuacanya sepakat. Cuma beda masalah waktu. Kalau diteliti lebih lagi, sebenarnya awal mula dari orang BRIN yang ngetwit, bukan atas nama BRIN. Tapi oleh media dirilis atas nama BRIN,"
Kemarin ada yang ngetwit dari kalau BRIN dengan BMKG beda satu hari, tapi prediksi cuacanya sepakat. Cuma beda masalah waktu. Kalau diteliti lebih lagi, sebenarnya awal mula dari orang BRIN yang ngetwit, bukan atas nama BRIN. Tapi oleh media dirilis atas nama BRIN.
— arvian (@masarvian) December 28, 2022
Lebih lanjut, ada pula warganet yang mempertanyakan hasil pertandingan tersebut. "Wwowkwok lucu bgt. Udah ada tanda2 blm pak hasilnya? Update dong,"
Meski berbeda prediksi, BRIN dan BMKG bakal bekerjasama dengan sejumlah lembaga seperti BNPB untuk menggelar Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC). Hal itu dilakukan demi mengantisipasi cuaca buruk.
"Nah dan tentang persoalan potensi ekstrem ini justru kami sedang bekerja sama dengan BRIN sedang bekerja sama melakukan teknologi modifikasi cuaca (TMC)," kata Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati secara virtual, Selasa (27/12).
Lewat TMC dia berharap bisa menurunkan hujan di laut Pulau Jawa ataupun danau dan waduk, agar tidak mengguyur pemukiman padat penduduk di wilayah Jabodetabek.
(lth)