LinkedIn bak Ketiban Durian Runtuh saat Badai PHK Meta Hingga Twitter

CNN Indonesia
Senin, 09 Jan 2023 17:21 WIB
Traffic LinkedIn naik drastis di tengah badai PHK startup, terutama di sektor teknologi.
Ilustrasi. LinkedIn mendapat limpahan rezeki di tengah badai PHK. (istockphoto./franckreporter)
Jakarta, CNN Indonesia --

LinkedIn seperti ketiban durian runtuh di tengah badai pemutusan hubungan kerja (PHK). Platform media sosial ini mengalami kenaikan traffic cukup drastis.

Unggahan tentang pencarian kerja di LinkedIn mencakup posting dari pencari kerja yang mencari lowongan, tawaran kerja dari perusahaan, hingga informasi soal pelatihan karier.

Sejumlah pengguna LinkedIn yang mengalami PHK dilaporkan membuat grup yang bertujuan untuk memberikan asistensi, berkoordinasi soal surat pengunduran diri, hingga membantu memberikan koneksi untuk pekerjaan baru anggotanya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Salah satu contohnya adalah sebuah grup LinkedIn dari karyawan yang terkena PHK Facebook pada November yang memiliki lebih dari 200 anggota.

Badai PHK yang terjadi saat ini cukup berbeda dengan apa yang terjadi di awal pandemi Covid-19. PHK era pandemi dialami sebagian besar oleh pegawai retail dan servis yang bergantung pada aktivitas offline, tetapi PHK kali ini dialami oleh karyawan 'kantoran.'

Badai PHK yang terjadi belakangan ini paling keras menghantam industri teknologi dan media.

Aplikasi mobile LinkedIn telah diunduh sebanyak 58,4 juta kali pada 2022 di Google Play dan App Store-nya Apple. Menurut firma riset Sensor Tower, angka ini menunjukkan peningkatan 10 persen dari tahun sebelumnya.

Dilansir CNN, jumlah postingan yang menyebut 'terbuka untuk bekerja' bahkan meningkat 22 persen pada November Year-over-Year (YoY). Peningkatan ini menunjukkan pengguna LinkedIn lebih aktif di platform tersebut.

Menurut laporan pendapatan terbaru perusahaan induk Microsoft, secara finansial, raihan tersebut membuat LinkedIn membukukan pertumbuhan pendapatan 17 persen YoY pada kuartal ketiga 2022.

CEO Microsoft Satya Nadella mengatakan LinkedIn melihat "rekor engagement" di antara 875 juta anggotanya, dengan percepatan pertumbuhan terutama di pasar internasional.

Meski badai PHK menjadi penyebab meningkatkan trafik dan aktivitas di LinkedIn, momentum peningkatan ini sudah tampak sejak sebelum badai PHK.

"Ada peningkatan [penggunaan LinkedIn] sejak pandemi," kata Jennifer Grygiel, seorang profesor dan pakar media sosial di Syracuse University.

"Anda harus melakukan social distancing dan kita dikarantina dan orang-orang bekerja dari jarak jauh sehingga ada pergeseran jejaring dari kehidupan nyata," tambahnya.

Sebelumnya, sejumlah startup hingga perusahaan raksasa teknologi memangkas jumlah stafnya dalam skala massal. Misalnya, Meta, Amazon, hingga Twitter.

(lom/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER