Gharib dan rekan-rekannya menemukan Da Vinci sedang menggambarkan air atau pasir yang dibuang dari kendi saat bergerak sepanjang jalan lurus sejajar dengan tanah.
Catatan Da Vinci memperjelas bahwa dia tahu partikel akan berakselerasi ke bawah percepatan ini disebabkan oleh gravitasi.
Jika kendi bergerak dengan kecepatan konstan, garis yang dilacak oleh partikel yang jatuh akan menjadi vertikal.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :101 SCIENCE Apakah Jam Bisa Ngaret? |
Namun, jika dipercepat dengan kecepatan konstan, partikel akan membentuk garis lurus yang membentuk sisi miring dari sebuah segi tiga.
Nyatanya, da Vinci mengamati, jika kendi berakselerasi untuk melepaskan tetesan dengan kecepatan yang sama dengan gravitasi yang mempercepatnya ke tanah, sebuah segitiga sama sisi akan terlacak. Ini menjadi petunjuk utama dari prinsip ekuivalensi.
Da Vinci mencoba merumuskan pengamatannya menjadi persamaan atau rumus. Para peneliti pun menemukan di titik mana Da Vinci 'tersesat'.
"Apa yang kami lihat adalah bahwa Leonardo bergulat dengan ini, tetapi dia memodelkannya sebagai jarak benda jatuh [dari titik jatuh benda] sebanding dengan 2 pangkat t (dengan t mewakili waktu), bukannya sebanding dengan t kuadrat," kata salah satu penulis studi Chris Roh, menggambarkan rumus jarak dan waktu versi Da Vinci.
"[Rumus] itu salah, tapi kami kemudian mengetahui bahwa dia menggunakan persamaan yang salah ini dengan cara yang benar," kata profesor teknik biologi dan lingkungan di Cornell University itu.
(can/arh)