Komet Hijau Mampir Awal Februari, Cuma Muncul Sekali Seumur Hidup
Komet langka C/2022 E3 (ZTF) akan melintas di dekat Bumi pada awal Februari nanti. Bagaimana cara melihat komet yang hanya muncul 50 ribu tahun sekali tersebut?
Komet ZTF itu ditemukan para astronom pada 2 Maret 2022 menggunakan kamera Zwicky Transient Facility di Palomar Observatory di San Diego, Amerika Serikat. Mengutip situs resmi NASA, komet itu akan mendekati Matahari pada Kamis (12/1) hari ini dan akan melintas di Bumi pada 2 Februari.
NASA mengatakan, komet biasanya sangat sulit diprediksi. Namun jika komet ZTF ini terus memiliki tingkat kecerahan yang tinggi, ia akan mudah dideteksi dengan binokuler atau bahkan tanpa bantuan alat sekalipun.
Peneliti Pusat Riset Antariksa BRIN, Andi Pangerang menyebut, komet ini hanya melintas satu kali dalam seumur hidup karena orbitnya. Seperti dikutip situs resmi LAPAN, orbit komet ini berbentuk hiperbola.
Orbit hiperbola adalah orbit yang mempunyai nilai kelonjongan atau eksentrisitas lebih besar dari satu, sehingga membentuk kurva terbuka di kedua titik fokusnya. Bandingkan dengan orbit parabola yang kelonjongannya tepat bernilai satu, maupun orbit elips yang kelonjongannya antara 0 hingga 1.
"Memang agak berbeda dengan narasi yang beredar, utamanya terkait dengan periode komet yang diduga terakhir kali muncul saat zaman neanderthal (260 ribu tahun silam)" kata Andi.
"Poin utamanya adalah, komet ini tidak dapat ditentukan periodenya meskipun gerak harian (daily motion)-nya dapat ditentukan. hal ini karena bentuk orbit yang hiperbola sehingga terdapat dua titik lenyap yang letaknya berada di jarak tak berhingga," ujarnya menambahkan.
Andi mengungkapkan komet ini akan melintas di dekat Bumi dan dapat disaksikan pukul 00.32 WIB, 01.32 WITA, dan 02.32 WIT pada jarak 42.472.000 km dari Bumi.
Saat melintas dekat Bumi, komet ini sudah dapat disaksikan di seluruh Indonesia sejak tanggal 1 Februari pukul 18.30 hingga 2 Februari pukul 02.30 waktu setempat (sesuai zona waktu masing-masing) dari arah Utara dekat konstelasi Camelopardalis.
Namun untuk beberapa daerah pedalaman dan pedesaan, komet ZTF dapat disaksikan sejak 16 Januari pukul 02.30 hingga 05.30 waktu setempat dari arah Timur Laut dekat konstelasi Bootes.
Selain itu, pada 29 Januari komet juga akan terlihat dua kali pada tengah malam dan pada pukul 23.00 waktu setempat.
Pada tanggal 30 Januari, komet akan terlihat pada pukul 21.00 waktu setempat dari arah Utara dekat konstelasi Draco. Sedangkan, pada tanggal 31 Januari, komet akan terbit pada pukul 19.00 waktu setempat dari arah Utara dekat konstelasi Camelopardalis.
Bagaimana cara menyaksikannya? dikutip dari unggahan di instagram LAPAN, komet dapat disaksikan dari wilayah yang bebas polusi cahaya.
View this post on Instagram
Selain itu, publik juga dapat memanfaatkan kamera DSLR atau "kamera CCD yang terpasang dengan teleskop dan terhubung dengan laptop/komputer".
"Komet ini dapat diamati tanpa menggunakan alat bantu optik untuk daerah pedalaman dan pedesaan hingga 13 Februari, sejak pukul 18.30 hingga 01.00 waktu setempat dari arah Utara hingga Barat dekat konstelasi Taurus. Komet berkulminasi di arah Utara pada pukul 19.00 waktu setempat dengan ketinggian 64,2 derajat untuk DKI Jakarta dan sekitarnya," kata Andi.
Komet ZTF dapat dibedakan dari bintang-bintang lain lewat ekor debu dan partikel energinya. Selain itu, ada cahaya hijau yang menyelimuti komet tersebut.
Cahaya hijau itu dihasilkan ketika komet melintas di dekat Matahari. Hal itu menyebabkan es pada komet untuk bersublimasi atau berubah menjadi gas. Alhasil, komet akan terlihat seperti kusut ketika diobservasi lewat teleskop.
(lth/lth)