Dalam dua peluncuran pertama ke angkasa di 2023, China mengirim tiga muatan ke orbit transfer geosinkron (GTO) dan lima satelit komersil ke orbit sinkron-matahari (sun-synchronous orbit, SSO).
Mengutip Spacenews, peluncuran muatan ke GTO dilakukan menggunakan roket Long March 7A yang meluncur dari dermaga luar angkasa Wenchang pada Minggu (8/1) waktu setempat. Dari video amatir tak resmi, terlihat peluncuran itu dilakukan saat hujan turun.
Badan Ilmu Pengetahuan Antariksa dan Teknologi Korporasi China (CASC) mengonfirmasi peluncuran itu sukses 30 menit kemudian.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Muatan yang diluncurkan ke orbit geosinkron diketahui merupakan satelit Shijian-23 yang dikembangkan Shanghai Academy of Spaceflight Technology (SAST). Satelit ini utamanya digunakan untuk eksperimen saintifik dan verifikasi teknis.
Sementara itu, dua muatan lainnya yakni Shiyan -22A dan Shiyan -22 B akan digunakan untuk tes verifikasi di dalam orbit terhadap teknologi baru semisal pemantauan lingkungan luar angkasa.
Peluncuran ini merupakan yang ketiga yang memanfaatkan Long March 7A, sebuah roket tiga tahap versi standar dari Long March 7. Roket Long March 7 sendiri digunakan untuk misi kargo ke stasiun luar angkasa Tiangong.
Roket Long March 7A memiliki panjang 60,1 meter dengan diameter 3,35 meter. Roket ini memiliki empat pendorong (booster) yang membuatnya mampu membawa 7 metrik ton muatan ke GTO.
Di sisi lain, lima satelit komersil yang diluncurkan merupakan milik startup roket Galactic Energy. Mengutip CNN, Galactic Energy memanfaatkan roket Ceres-1 yang meluncur dari Jiuquan Satellite Launch Center di sebelah barat laut China, Senin (9/1) waktu setempat.
Lima satelit ini nantinya akan digunakan untuk telekomunikasi, prediksi cuaca, dan riset saintifik untuk badan-badan pemerintahan. Sejauh ini, Galactic Energy telah menempatkan 19 satelit komersil di luar angkasa.
Peluncuran ini menjadi yang kelima yang memanfaatkan roket Ceres-1, roket orbital berukuran kecil yang didesain Galactic Energy.
Lihat Juga :101 SCIENCE Kenapa Putri Malu Menutup jika Disentuh? |
Perusahaan yang digadang-gadang menjadi rival SpaceX itu pertama kali meluncurkan Ceres-1 pada 7 November 2020. Galactic Energy merupakan perusahaan China kedua setelah i-Space asal Beijing yang meluncurkan satelit ke orbit rendah Bumi.
Perusahaan yang didirikan pada 2018 ini telah mendapat pendanaan dari investor privat dan venture capitalists senilai US$250 juta atau Rp3,8 triliun. Salah satu investor terbesarnya adalah BUMN China, Aviation Industry Corporation yang bergerak di bidang luar angkasa dan pertahanan.
(can/lth)