Cara Aneh Lacak Koloni Baru Penguin Kaisar, Jejak Kotoran via Satelit
Pakar menemukan koloni baru emperor penguin alias penguin kaisar dengan cara yang unik, yakni melacak tanda kotoran dari luar angkasa dengan bantuan satelit.
Survei Antartika Inggris (BAS) mengumumkan keberadaan koloni penguin kaisar yang sebelumnya tidak ditemukan di salah satu bagian Antartika yang paling terpencil dan tidak dapat diakses.
Para ilmuwan melihat koloni ke-66 yang ditemukan di benua itu, dengan membandingkan citra satelit yang ditangkap oleh misi Copernicus Sentinel-2 Badan Antariksa Eropa dan satelit WorldView-3 Maxar.
Mereka mengidentifikasi koloni dari noda guano atau akumulasi kotoran burung yang berwarna coklat, yang lebih mudah diidentifikasi di sepanjang es dan batu.
Koloni baru yang berada di Verleger Point West Antartika menampung sekitar 500 burung dan terletak di koordinat 74° 42' S, 136° 11'W.
Dilansir Engadget, noda coklat yang kontras dengan es putih dan salju yang tampak dari citra satelit adalah akumulasi kotoran yang ditinggalkan burung laut seperti penguin emperor saat mereka perlu buang air.
Penguin emperor membutuhkan es laut untuk berkembang biak dan biasanya berada di daerah yang sangat sulit dipelajari karena terpencil dan seringkali tidak dapat diakses. Selain itu, wilayah tersebut juga dapat memiliki suhu serendah −60 derajat Celcius.
Selama 15 tahun terakhir, para ilmuwan BAS telah mencari koloni baru dengan mencari citra satelit untuk noda guano mereka di atas es.
"Ini adalah penemuan yang menarik. Citra satelit baru dari garis pantai Antartika telah memungkinkan kami menemukan banyak koloni baru," ujar Peter Fretwell, pemimpin studi satwa liar dari antariksa di BAS, seperti dikutip dari situs British Antarctic Survey (BAS).
"Dan sementara ini adalah kabar baik, seperti banyak situs yang baru ditemukan, koloni ini kecil dan berada di wilayah yang sangat terpengaruh oleh hilangnya es laut baru-baru ini," lanjutnya.
Penguin emperor diketahui rentan terhadap hilangnya es di laut yang merupakan habitat perkembangbiakan favorit mereka.
Dengan proyeksi perubahan iklim saat ini, habitat ini kemungkinan besar akan menurun. Proyeksi terbaru bahkan memperkirakan tren pemanasan global saat ini kan membuat 80 persen koloni punah pada akhir abad ini.
Copernicus Sentinel-2 sendiri merupakan salah satu misi satelit yang dikembangkan dan dioperasikan oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) atas nama program pemantauan lingkungan Copernicus Komisi Eropa.
Sentinel-2 telah mengumpulkan gambar Antartika sejak 2016 mengikuti permintaan dari SCAR, Komite Ilmiah Penelitian Antartika.
Sementara, Maxar Technologies adalah penyedia satelit komersial. Gambar unggulan yang mengkonfirmasi penemuan tersebut adalah gambar WorldView-3 beresolusi 30 cm dari situs tersebut tertanggal 18 Oktober 2021.
(lom/arh)