Kominfo Minta Takedown 56 Konten Ngemis Online di TikTok

CNN Indonesia
Rabu, 01 Feb 2023 15:10 WIB
Kominfo mengaku sudah meminta takedown 56 konten di TikTok yang bertema ngemis online. Dirjen Aptika Kominfo Semuel Abrijani Pangerapan mengungkap takedown puluhan konten ngemis online. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono)
Jakarta, CNN Indonesia --

Direktur Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika Semuel Abrijani Pangerapan mengakui pihaknya sudah meminta pemutusan akses alias takedown 56 konten di TikTok.

Ia menjelaskan konten yang diminta untuk turun itu berkenaan dengan fenomena 'ngemis online' yang melibatkan lansia.

"Kita semua ada di TikTok 56 konten yang sudah di-takedown, Facebook 1, dan di Instagram 1," kata di sela acara Peluncuran Status Literasi Digital Indonesia 2022, Rabu (1/2).

Ia tak melarang kreator untuk meminta gift atau hadiah saat live streaming. Namun tidak melibatkan golongan lansia, disabilitas hingga anak di bawah umur.

"Jangan mengeksploitasi lansia, difabel dan anak-anak. Konten boleh aja masyarakat kreatif, tapi jangan mengeksploitasi dan mengorbankan dari lansia," tuturnya.

Sebelumnya, viral konten siaran langsung di TikTok yang bertajuk 'ngemis online' lantaran berharap gift alias hadiah dari penonton. Salah satu yang menyedot perhatian adalah konten mandi lansia.

TikTok mengaku sudah menerima permintaan takedown untuk konten terkait ngemis online dari Kominfo.

"Kami telah menerima permintaan takedown dari Kominfo dan telah melaksanakan tindakan yang sesuai," ujar Perwakilan TikTok Indonesia kepada CNNIndonesia.com, Kamis (26/1).

Pakar Komunikasi dari Universitas Padjadjaran Dandi Supriadi mengatakan TikTok harusnya bisa menangkal tren negatif dengan membuat algoritma tertentu. Ia mencontohkan Facebook dan YouTube yang secara otomatis memblokir konten yang tidak sesuai aturan perusahaan atau pemerintah.

"Menurut saya alangkah baiknya pihak platformnya sendiri punya algoritma yang menyaring hal-hal yang berpotensi meresahkan seperti itu," kata Dandi kepada CNNIndonesia.com lewat sambungan telepon, Selasa (31/1).

Lebih lanjut ia menduga ada masalah saringan atau filter konten tertentu pada algoritma TikTok.

Algoritma merupakan sebuah sistematis yang kerap disukai atau dicari pengguna sehingga menampilkan konten-konten yang sesuai dengan interest pengguna.

Singkatnya, platform media sosial menyuguhkan konten yang sesuai dengan preferensi pengguna, supaya pengguna bisa lebih lama menggunakan aplikasi.

Dandi melanjutkan di Facebook, misalnya, perusahaan memblokir pembicaraan soal radikalisme atau yang berhubungan dengan kelompok agama tertentu. Sementara, YouTube sangat selektif dengan konten yang tidak jelas hak ciptanya.

[Gambas:Video CNN]

(can/arh)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER