Nikko dan Hacker yang Tak Selamanya Harus Menyerang
Nikko Enggaliano Pratama (22) menunjukkan peretas alias hacker tak cuma soal kejahatan. Profesi ini diperlukan untuk pertahanan siber, meski tetap butuh latihan untuk menyerang.
Awalnya adalah kasus di sebuah warnet ApangNet di Sidoarjo, Jawa Timur. Saat itu, Nikko, yang masih berstatus siswa SD, bermain game online FPS Point Blank.
Dalam game tersebut, Nikko menemukan cheat yang digunakan oleh sejumlah pemain. Ia pun bertanya-tanya, "kok bisa orang membuat program untuk membantu kita dalam permainan?"
Berangkat dari rasa penasaran tersebut, Nikko mencoba mencari bagaimana cara program tersebut bekerja. Sayangnya, pria kelahiran Sidoarjo ini tidak menemukan jawabannya kala itu.
Saat masuk SMP, Nikko mulai mengulik rasa penasarannya di dunia programming. Dia mempelajari syntax atau aturan struktur bahasa yang digunakan dalam programming. Namun, dia belum melakukan pemrograman saat itu.
Titik awalnya di dunia keamanan siber ini baru benar-benar dimulai ketika bangku SMK ketika dirinya mulai benar-benar menekuni dunia programming.
"Waktu SMK kelas 1 saya baru bener-bener belajar programming. Alasannya, saya enggak suka sama jurusan saya sendiri," ujar Nikko saat berbincang dengan CNNIndonesia.com, Rabu (28/12/2022).
Pria yang kini berprofesi sebagai konsultan keamanan siber itu mengambil jurusan teknik elektronika saat di bangku SMK. Ia mengira jurusan tersebut akan banyak menghabiskan waktu dengan komputer, tetapi dirinya malah dipaksa berkutat dengan kelistrikan dan komponen.
Ketika belajar melakukan programming, Nikko pun meluncurkan website pertamanya, sebuah website sederhana untuk mempraktikkan skill-nya.
Setelah beberapa waktu mengudara di jagat maya, website buatan Nikko malah menjadi sasaran hacker. Ia mengaku bingung dengan teknik serangan defacement, atau perombakan tampilan, yang bahkan terjadi berulang kali.
Dari serangan tersebut muncul berbagai pertanyaan, mulai dari kenapa websitenya bisa diserang hingga kenapa dirinya yang menjadi sasaran.
Lihat Juga :101 TECH Adakah Hacker 'Baik Hati'? |
Pintu jawaban sedikit terbuka ketika Nikko menghubungi penyerang yang meretas websitenya. Penyerang tersebut memang dengan sengaja mencantumkan akun Facebook ketika melakukan defacement.
"Dia enggak bisa menjelaskan, intinya dia itu hanya menggunakan tools yang ada dan dia memberikan tutorial cara hacknya," ujar Nikko menceritakan hasil komunikasi dengan peretas websitenya.
"Dari situ saya pahami cara attack dari tools-nya. Dari situ bisa dibilang awal saya terjun di cyber security," lanjutnya.
Pertahanan siber
Sedikit tidak umum, Nikko terjun ke dunia siber pada bagian pertahanan atau defending ketika lebih banyak orang yang menggeluti bidang serangan atau attacking.
"Waktu itu saya enggak ngerti gimana attacking-nya, tetapi saya fokus ke diri saya sendiri gimana caranya bertahan," katanya.
Pria yang hobi bermain game dan mendengarkan musik ini kemudian mencoba menguji skill hacking-nya dengan mengikuti kompetisi bernama Capture The Flag yang diadakan di Universitas Narotama pada 2017.
Di kompetisi pertamanya ini, Nikko harus bersaing dengan peserta lain yang "lebih dekat" dengan dunia komputer karena berasal dari jurusan Teknologi Komputer Jaringan (TKJ) dan sebagainya. Meski demikian, Nikko berhasil menyabet titel juara pada kompetisi ini. Menurutnya, keberhasilan ini adalah buah dari pemahamannya tentang pertahanan siber.
"Pengetahuan saya tentang defending yang sudah saya pelajari itu bisa diaplikasikan ke sisi yang lain, sisi serangan," tuturnya.
Nikko akhirnya menyelesaikan bangku sekolah menengah atas dan melanjutkan ke jenjang perguruan tinggi. Kini dia mengambil bidang yang sesuai minatnya di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo.
Pelajaran menyerang di halaman berikutnya...