Eksplorasi Bulan tampaknya bakal memasuki babak baru usai sejumlah pakar sepakat merancang zona waktu untuk satelit Bumi tersebut.
Sampai saat ini, tiap-tiap negara atau badan antariksa masih bergantung kepada zona waktu masing-masing saat mengeksplorasi Bulan.
Badan Antariksa Eropa (ESA) menilai hal itu "tidak akan terus-menerus berlangsung" saat era baru eksplorasi Bulan. Pasalnya, observasi akan sering dilakukan dalam misi gabungan dari berbagai negara. Alhasil, para awak diharuskan berkomunikasi satu sama lain.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Berkaca kepada hal tersebut, para pakar menilai perlu adanya referensi waktu yang sama bagi para awak yang bekerja di Bulan.
Usulan tersebut telah diutarakan pada pertemuan di kantor pusat European Space Agency's ESTEC di Belanda tahun lalu. Di sana, ESA menekankan "penting dan krusialnya mendefinisikan referensi waktu yang sama di Bulan".
🕝How do we tell the time on the Moon? 🤔
— ESA (@esa) February 27, 2023
A new era of space exploration needs a shared clock.
We are working with @NASA & other international partners towards a common timing system, allowing lunar missions to synch up, interoperate & self-navigate.
👉https://t.co/0S4T2HTaBN pic.twitter.com/wubLGvLv3G
Dalam pengumuman baru, Insinyur Sistem Navigasi ESA, Pietro Giordano mengatakan "usaha global bersama saat ini telah diluncurkan agar hal itu bisa dicapai"
Namun demikian, melansir Engadget, menentukan zona waktu untuk Bulan tidaklah mudah karena sejumlah tantangan. ESA mencatat, "navigasi yang akurat menuntut adanya pengaturan waktu yang disiplin".
Karena itulah, dalam pertemuan beragam badan antariksa dunia, ikut didiskusikan soal kemungkinan adanya satu badan yang bertanggungjawab mempertahankan zona waktu di Bulan.
Lebih lanjut, badan antariksa itu juga harus memutuskan, apakah zona waktu Bulan harus sesuai dengan Bumi atau tidak. Pasalnya, jam di Bulan berjalan lebih cepat berdasarkan posisi satelit.
Terlepas dari hal tersebut, hasil pertemuan itu haruslah bisa diaplikasikan oleh para astronaut yang terlibat dalam eksplorasi Bulan.
Dikutip dari situs resmi ESA, Jorg Hahn, Insinyur Kepala satelit Galileo milik ESA mengatakan kerangka kerja waktu di Bulan bisa mencontoh sistem navigasi satelit global yang saat ini dipakai di Bumi.
"Interoperabilitas waktu dan kerangka referensi geodetik telah berhasil diterapkan di Bumi untuk sistem satelit navigasi global. Semua ponsel pintar saat ini dapat memanfaatkan GNS yang ada untuk menghitung posisi pengguna bahkan sampai tingkat meter dan desimeter," kata Hahn.
"Pengalaman keberhasilan ini dapat digunakan kembali untuk sistem jangka panjang di Bulan yang akan datang. Meskipun ketepatan waktu yang stabil di Bulan akan memunculkan tantangan uniknya sendiri," ujarnya menambahkan.
(lth)