Kantor berita teknologi CNET memangkas 10 persen stafnya beberapa pekan setelah perusahaan menggunakan kecerdasan buatan (AI) untuk membuat artikel.
Pemutusan hubungan kerja (PHK) tersebut diumumkan melalui email internal dari pemilik CNET, Red Ventures, yang mengakuisisi publikasi tersebut dari ViacomCBS pada 2020.
Dilaporkan oleh The Verge, surel tersebut menyiratkan PHK dilakukan untuk memfokuskan kembali situs web pada bidang-bidang yang paling banyak menghasilkan lalu lintas internet (traffic) dari Google Search.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya, teknologi konsumen, rumah dan kesehatan, energi, broadband, serta keuangan pribadi.
Pada Januari, CNET terungkap menggunakan "teknologi otomatisasi" secara diam-diam untuk memproduksi artikel. Mereka mengungkapkan menerbitkan 77 artikel sejak November dengan menggunakan "mesin AI yang dirancang secara internal."
Dikutip dari Business Insider, meski jarak waktunya berdekatan, seorang juru bicara CNET mengatakan bahwa PHK tersebut tidak terkait dengan penggunaan "teknologi yang sedang berkembang."
Lihat Juga : |
Lebih lanjut, CNET sendiri menemukan sejumlah kesalahan dari tulisan yang dihasilkan oleh AI mereka, sehingga mereka perlu memperbaiki tulisan-tulisan tersebut.
"Kami mengidentifikasi berita-berita tambahan yang membutuhkan koreksi, dengan sejumlah kecil yang membutuhkan koreksi substansial dan beberapa berita dengan masalah kecil," ujar Connie Guglielmo, pemimpin redaksi CNET dalam sebuah catatan di situs webnya.
"Seperti nama perusahaan yang tidak lengkap, nomor yang dialihkan, atau bahasa yang menurut para editor senior kami tidak jelas," lanjutnya.
CNET mengatakan akan berhenti menggunakan AI untuk membuat artikel dalam sebuah pertemuan staf pada Januari. Namun pada Februari, Futurism melaporkan bahwa CNET sedang bersiap untuk menggunakan alat AI lagi.
Sebelumnya, Guru Besar Sekolah Teknik Elektro dan Informatika Institut Teknologi Bandung (STEI ITB) Bambang Riyanto Trilaksono menyebut kehadiran AI memprediksi AI bisa menggusur manusia dari pekerjaan low-level yang sifatnya berulang dan sederhana.
Untuk pekerjaan high-level, berupa profesi yang butuh penalaran tinggi, pemikiran yang kompleks, Bambang menyebut AI bakal menjadi asisten bagi manusia.
Ia mencontohkannya dengan profesi pembuat konten dan penulis yang bisa dibantu oleh AI dari OpenAI, ChatGPT.
(lom/arh)