Viral Rambut Berdiri, Pakar Ingatkan Bahaya Sambaran Petir

CNN Indonesia
Selasa, 14 Mar 2023 13:14 WIB
Ilustrasi. Salah satu tanda zona sambaran petir adalah rambut berdiri. (Pixabay/sethink)
Jakarta, CNN Indonesia --

Viral video yang menampilkan rambut penumpang kapal feri berdiri saat cuaca mendung. Pakar pun mengingatkan bahaya sambaran halilintar.

"Run!!!! Danger danger!" kicau akun @gnuman1979, pengunggah video yang bertanggal 11 Maret itu.

Video itu memperlihatkan cuaca di sekitar kapal mendung. Hingga Selasa (14/3), video tersebut sudah ditonton 34,7 juta kali dan disukai oleh lebih dari 80 ribu warganet.

Netizen lain pun memperingatkan bahaya sambaran petir sambil menyindir ketidaktahuan para penumpang itu.

Seberbahaya itukah?

Dosen Jurusan Fisika Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo Budi Purnama, saat mengomentari fenomena rambut berdiri di atas roof top gedung di Jakarta, mengungkapkan peristiwa itu terjadi karena datangnya hujan disertai petir yang terjadi sebelumnya.

Awan hujan ini, kata dia, bisa mengandung muatan listrik yang cukup besar. Fenomena awan bermuatan listrik cukup besar ini biasanya memang diikuti dengan petir.

Muatan listrik awan yang terbentuk ini memiliki gaya tarik.

"Awan yang di atas itu positif. Gedung, orang, kita, di tanah itu negatif. Karena perbedaan muatan jadi ada tarik-menarik," kata Budi, dikutip detikcom, Kamis (30/5/2013).

Semakin tinggi lokasinya, kata dia, fenomena rambut berdiri itu akan semakin nampak. Budi mengingatkan kondisi itu berbahaya jika lokasi tempat orang berdiri tak memiliki penangkal petir.

"Kalau tidak ada penangkal petir bisa-bisa tersambar, karena bisa ada beda potensial yang besar," cetus pria yang mendapatkan gelar doktornya dari Universitas Kyushu Jepang ini.

Terpisah, Guru Besar Institut Teknologi Bandung (ITB) Reynaldo Zoro menjelaskan orang tersambar petir atau rusaknya alat elektronik pada dasarnya akibat kurangnya pemahaman masyarakat terhadap petir.

Menurutnya, petir seringkali menyambar terhadap struktur bangunan yang lebih tinggi. Penangkal petir jadi hal krusial.

Jika sedang berada di lapangan terbuka, seperti di sawah atau lapangan sepakbola, Reynaldo menyarankan segera menyetop aktivitas terutama jika sudah muncul tanda-tanda akan terjadi petir.

Jika tak sempat, dia menyarankan untuk merapatkan kedua kaki dan membungkuk hampir sejajar dengan tanah. Ia menyebut bersandar di pohon berisiko karena rambatan listrik.

"Kalau nyender di pohon tinggi harus ada jarak minimum satu meter. Karena bisa loncat ke arah kita," cetus dia, dikutip dari situs ITB.

"Kalau sedang berada di sawah, dan tengah berlindung di saung-saung, juga harus diperhatikan karena posisi saung adalah struktur bangunan paling tinggi ketika di sawah, untuk itu perlu penangkal petir yang ditancapkan di sisi saung, dengan jarak lebih dari 1 meter dari saung," jelasnya.

Terlepas dari itu, Guru Besar pada Kelompok Keahlian (KK) Teknik Ketenagalistrikan, Sekolah Teknik Elektro dan Informatika ITB tersebut mengatakan bahwa petir sejatinya adalah sahabat bagi kehidupan di bumi.

"Sebetulnya petir jangan ditakuti, petir itu menghasilkan nitrat yang dibawa oleh hujan yang bagus buat tumbuhan, petir juga menghasilkan ozon untuk menutupi sinar ultraviolet. Jadi petir itu sebetulnya sahabat kehidupan," ujarnya.

(tim/arh)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK