Korban Jiwa Tembus 50 Orang, Kenapa Longsor Natuna Mematikan?

CNN Indonesia
Kamis, 16 Mar 2023 09:24 WIB
Pakar menjelaskan penyebab longsor Natuna mematikan hingga menelan puluhan korban jiwa.
Tanah longsor di Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau, memakan puluhan korban jiwa. (ANTARA FOTO/Kiky Firdaus)
Jakarta, CNN Indonesia --

Sepekan pasca-insiden, jumlah korban jiwa di longsor Natuna menembus angka 50. Kenapa bencana tersebut jadi amat mematikan?

Sebelumnya, longsor menimbun satu kampung, yakni Desa Pangkalan, Kecamatan Serasan, Kabupaten Natuna, Kepulauan Riau (Kepri), Senin (6/3).

Sepanjang operasi pencarian dan penyelamatan (SAR), angka korban yang ditemukan perlahan-lahan naik. Pada Senin (13/3), tim penyelamat menemukan kembali dua jenazah yang membuat total korban meninggal jadi 50 orang.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, masih ada 4 orang yang dinyatakan hilang. Proses pencarian pun terus dilakukan.

Tak ketinggalan, 2.835 orang dari Kampung Genting, Air Raya, dan Kampung Air Sekain mengungsi akibat bencana ini. Longsor itu juga memicu padamnya aliran listrik dan sinyal seluler.

Tiga kampung di area sekitar longsor telah mengungsi ke tempat yang lebih aman, karena masih terjadi longsor susulan. Warga yang mengungsi di antaranya 

"Tanah longsor yang memakan korban lebih dari 50 orang ini di Natuna ini salah satu paling buruk sepanjang sejarah kita. Pencarian korban masih diteruskan," kata Pelaksana Tugas Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Abdul Muhari dalam keterangan tertulisnya, belum lama ini.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, dikutip dari situsnya, pun mengungkap mekanisme longsor yang mematikan ini.

Berdasarkan hasil analisisnya, gerakan tanah di Desa Pangkalan itu mulai terjadi Senin (6/3) Pukul 11.15 WIB. Bentuknya diperkirakan berupa aliran bahan rombakan (debris flow).

Berdasarkan Peta Geologi Regional Natuna (Pusat Survey Geologi), Badan Geologi menyebut batuan penyusun di daerah bencana termasuk dalam Batuan Plutonik Serasan yang tersusun Granodiorit biotit dan Granit hornblenda dengan helatan metasedimen.

Lalu apa yang memicunya?

Lembaga tersebut memperkirakan tiga pemicunya:

1. Kemiringan lereng tebing yang curam;

2. Tanah pelapukan yang tebal dari batuan tua (Pra Tersier) berupa lapukan Granodiorit;

3. Curah hujan yang tinggi/ekstrem dengan durasi lama sebagai pemicu terjadi gerakan tanah;

Badan Geologi pun menyebut masih ada potensi gerakan tanah susulan terutama saat atau pun setelah hujan deras yang berlangsung lama.

"Daerah tersebut masih berpotensi terjadi gerakan tanah susulan," tandas Badan Geologi.

(tim/arh)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER