Siklon Tropis Herman memunculkan hujan deras di sebagian Sumatra dan Jawa dalam beberapa hari terakhir. Simak penjelasan terkait siklon tersebut.
Kemunculan Siklon Tropis Herman pertama kali diungkapkan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Kamis (30/3).
Saat itu, Siklon Tropis Herman terpantau terpantau di Samudera Hindia sebelah selatan Banten tepatnya di sekitar 14º Lintang Selatan dan 102,2º Bujur Timur. Kecepatan angin maksimum mencapai 45 knot dan tekanan udara minimum 994 mb, bergerak ke arah timur-tenggara.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga : |
Efek dari kemunculan Siklon Tropis Herman yakni hujan sedang hingga lebat disertai angin kecang di Lampung, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.
Selain itu, muncul angin kencang mencapai 25 knot yang melanda pesisir barat Lampung dan pesisir bagian selatan Banten. Ada pula gelombang laut dengan tinggi 1,25 - 2,5 meter di Teluk Lampung dan Perairan Bengkulu.
Lebih lanjut, gelombang laut tinggi 2,5-4 meter juga terjadi di perairan barat Kepulauan Mentawai, perairan barat Pulau Enggano, Perairan Barat Lampung, Samudera Hindia barat Kepulauan Mentawai hingga Lampung.
Selain itu, Teluk Lampung bagian selatan, Selat Sunda bagian barat dan selatan, perairan selatan Banten hingga Jawa Barat, Samudera Hindia selatan Banten hingga Jabar.
Menurut situs Badan Kesehatan Dunia (WHO), Siklon Tropis dikenal juga sebagai taifun atau badai (hurricanes). Siklon Tropis masuk ke dalam "fenomena cuaca paling menghancurkan di dunia."
Siklon Tropis merupakan badai sirkular yang berasal dari samudra tropis yang hangat. Siklon Tropis punya kecepatan angin maksimal yang konstan melebihi 119 km/jam dan menghasilkan hujan yang sangat lebat.
Namun, efek destruktif dari Siklon Tropis bukanlah berasal dari anginnya melainkan hal lain seperti badai, banjir, longsor, dan tornado. Siklon Tropis pun punya nama berbeda tergantung darimana tempat asalnya.
Nama hurricane diambil jika terjadi di Samudra Atlantik dan sebelah timur utara Samudra Pasifik. Sementara, nama taifun diambil jika Siklon Tropis berasal dari sebelah barat Samudra Pasifik.
Lebih lanjut, nama Siklon Tropis diambil jika ia terjadi di sebelah selatan Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.
Badan Meteorologi Dunia (WMO) menyebut "prakirawan cuaca memberi nama pada setiap siklon tropis untuk menghindari kebingungan."
Pada umumnya, siklon tropis diberi nama sesuai aturan di daerah terkait. Di Atlantik dan belahan bumi Selatan (samudera Hindia dan Pasifik Selatan), siklon tropis mendapat nama dalam urutan abjad, dengan nama perempuan dan laki-laki secara bergantian.
Negara-negara di Samudera Hindia Utara mulai menggunakan sistem baru penamaan siklon tropis pada 2000; nama-nama tersebut dicantumkan berdasarkan abjad berdasarkan negara, dan berdasarkan jenis kelamin yang netral.
Terkait nama 'Herman', BMKG lewat akun Twitternya menyebut hal itu masuk "kewenangan Australia".
"untuk siklon tropis Herman penamaannya masuk area kewenangan (Area of Responsibility /AoR) Australia. Terima kasih," tulis BMKG membalas twit salah satu warganet.
untuk siklon tropis Herman penamaannya masuk area kewenangan (Area of Responsibility /AoR) Australia. Terima kasih. -fq-
— BMKG (@infoBMKG) March 31, 2023
Peneliti Meteorologi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), Deni Septiadi menyebut, Siklon Tropis Herman masuk ke dalam kategori 3.
"Ini udah masuk ke kategori III, anginnya sebagian itu ada yang di sekitar selatan Jawa, terutama Jawa di bagian selatan terutama Bandung," kata Deni saat dihubungi CNNIndonesia.com, Jumat (31/3).
Karena memiliki topografi yang naik, lanjutnya, angin dari selatan saat penetrasi ke darat akan menghasilkan windshear yang mampu memodulasi "sehingga menghasilkan puting beliung."
Menurutnya, Siklon Tropis Herman diprediksi mengarah ke selatan menuju Barat. Sebuah siklon, kata Deni, akan menghasilkan dampak langsung kepada daratan, jika berada di radius 1000 km.
"Siklon itu kalau menurut beberapa peneliti, untuk mendapatkan langsung dari siklon itu radius 1000 kilometer, tapi tergantung kategorinya," kata Deni.
"Kalau angin semakin besar makan daerah radiusnya bisa melebar juga. Herman kalau dilihat sirkulasi anginya sebetulnya tidak sampai ke Jawa. Tapi siklon itu indikasi atmosfer itu sangat labil," tutup dia.
(can/lth)