Kepala Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Emanuel Sungging menyebut fenomena langka ini bisa dimanfaatkan tak hanya untuk riset astronomi, tetapi juga untuk riset bidang lain, salah satunya ilmu hayati.
"Peneliti disiplin ilmu lain dapat melakukan penelitian pengaruh gerhana matahari terhadap perilaku makhluk hidup baik itu hewan atau tumbuhan," terangnya dalam Gelar Wicara Gerhana Matahari Hibrida 2023 (6/4) yang diselenggarakan oleh Planetarium Jakarta di Taman Ismail Marzuki, dikutip dari situs BRIN.
"Selain itu seperti di bidang ilmu sosial, peneliti di bidang tersebut juga dapat melakukan penelitian etnoastronomis, terkait bagaimana budaya yang timbul di masyarakat terkait adanya gerhana matahari hibrida. Adanya momen ini membawa kesempatan untuk melakukan kolaborasi lintas disiplin," tambahnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat Juga :101 SCIENCE Apa Rahasia Panjang Umur? |
Sungging dan timnya akan melakukan pengamatan di Biak Numfor yang berada tepat di lintasan Gerhana Matahari. Ada tiga hal yang timnya akan lakukan, yaitu riset terkait korona (selubung gas Matahari), dampak gerhana pada ionosfer, dan perubahan kecerlangan.
"Peneliti disiplin ilmu lain dapat melakukan penelitian pengaruh gerhana matahari terhadap perilaku makhluk hidup baik itu hewan atau tumbuhan," lanjutnya.
Gerhana Matahari Hibrida sendiri terjadi ketika dalam satu waktu fenomena gerhana ada daerah yang mengalami Gerhana Matahari Total dan ada pula yang mengalami Gerhana Matahari Cincin (tergantung dari lokasi pengamat). Fenomena ini disebabkan oleh kelengkungan Bumi.
Lihat Juga :101 SCIENCE Bisakah Berpikir Kalau Tak Punya Otak? |
Gerhana Matahari Hibrida yang akan terjadi pada 20 April 2023 nanti akan berlangsung selama 3 jam 5 menit mulai dari durasi kontak awal hingga akhir jika diamati dari Biak, dengan durasi fase tertutup total 58 detik.
Jika diamati dari Jakarta, durasi dari kontak awal hingga akhir adalah 2 jam 37 menit. Namun jika diamati dari Jakarta, persentase tertutupnya matahari hanya sebesar 39 persen.
(lom/arh)