Sejak Abad ke-11, kaum Barat meluncurkan pergerakan sekuler dan memaksa orang-orang menerima dan mengadopsi sistem sekuler tersebut dalam manajemen dan sistem administrasinya.
"Pergerakan itu bermaksud menyerahkan hal-hal tersebut ke sekelompok birokrat yang mendapat pendidikan sekuler. Menurut Yahaya (1998:199), kelompok tersebut dikenal sebagai birokrat yang mendapat pendidikan Inggris untuk memimpin dan mengatur negara," kata mereka.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kebijakan Barat untuk memisahkan urusan negara dari agama dan adat dibuat lewat perjanjian antara penguasa Inggris dengan Islam pada Abad ke-19. Hal tersebut berpengaruh terhadap penyebaran ilmu pengetahuan di dunia Islam.
Contoh nyatanya adalah sekularisasi di Turki, yang sebelumnya merupakan salah satu pusat peradaban Islam.
Pemerintah kolonial juga membuat peraturan yang melarang publikasi buku pengetahuan. Contohnya di Malaysia, hal itu dibuat lewat kontrol atas penerbitan di Straits Settlements.
Saat ini, umat Islam tertinggal jauh di bidang ekonomi karena lemahnya apresiasi ilmu keislaman. Keterbelakangan ini telah menyebabkan non-muslim mengambil keuntungan dan memanfaatkan metode Islam, seperti sistem perbankan.
Pada akhir Abad ke-19, Penjajah Inggris ingin menancapkan lebih jauh pengaruh mereka di negara-negara Islam. Mereka pun sukses melakukannya lewat sistem pendidikan dengan cara mendirikan sekolah-sekolah bertipe Inggris.
Kolonial Inggris telah memperkenalkan peradaban Barat ke para siswa. University of St. Joseph (1874) di Suriah dan American University di Beirut (1866) telah mempropagandakan agama Kristen, peradaban barat, materialisme, nasionalisme dan liberalisme.
Mayoritas khazanah sastra yang disumbangkan oleh cendekiawan muslim disembunyikan dan dimodifikasi dan sebaliknya dianggap sebagai kontribusi para sarjana barat, seperti dalam kasus astronomi.
Sebagian besar karya sastra ini disimpan sebagai dokumen referensi di negara-negara barat.
Selain 11 penyebab di atas, Muhammad Iqbal dari South Asian Studies dalam jurnal berjudul The Impact of Mongol Invasion on the muslim World and the Political, Economic and Social Ramifications, mengungkap serbuan tentara Mongol menjadi salah satu penyebab kemunduran peradaban Islam.
Invasi Mongol terhadap dunia islam dimulai pada 1217 dan terus berlangsung hingga 1305. Kendati pada akhirnya memeluk Islam, tentara Mongol sudah terlanjur menghancurkan Baghdad yang saat itu menjadi pusat peradaban Islam.
Lihat Juga : |
"Namun demikian, penghancuran total kerajaan islam tuntas pada 1258 lewat pengepungan dan penyerbuan Baghdad oleh tentara Mongol dan membawa akhir 'Masa Keemasan' Islam," tulis Iqbal seperti dikutip dari jurnal SSRN 2021.
"Dampak subversifnya terus berlanjut selama berabad-abad dan muslim tidak bisa kembali ke era keemasan mereka
Kemunculan Kekaisaran Ottoman (Usmani) di Turki sempat membuat Islam mendapatkan lagi beberapa kemenangan mereka. "Tetapi tidak pernah menjadi kekuatan yang bersatu seperti era pra-Mongol," tulisnya.
(lth/arh)